Suara.com - Sejumlah aktivis Greenpeace Indonesia melakukan aksi di Jembatan Sayidan Yogyakarta, Minggu (22/3/2015), untuk mengampanyekan gerakan antifesyen berbahan zat kimia beracun.
Dalam kampanye itu beberapa aktivis dengan berpakaian pelindung bahan kimia serba putih mengangkat spanduk "Detox Untuk Kelestarian Lingkungan Indonesia". Sementara di tengah aliran Sungai Code atau di bawah Jembatan Sayidan, aktivis lainnya membentangkan spanduk berwarna kuning raksasa bertuliskan "Fashion Tidak Merusak Lingkungan".
Koordinatir aksi, Ibar Furqanul Akbar di sela aksi itu mengatakan selama ini masih banyak produsen pakaian atau fesyen lainnya yang tidak melakukan detoksifikasi atau pembersihan unsur zat kimia beracun dari bahan baku pakaian yang diproduksi.
Padahal, selain membahayakan pemakainya, limbah bahan kimia berbahaya tersebut secara langsung merusak lingkungan. "Kami ingin masyarakat sadar akan bahaya ini," katanya.
Menurut Ibar, masyarakat memiliki hak penuh untuk mengkritisi serta mendapatkan informasi lengkap mengenai kadar zat kimia berbahaya pada setiap pakaian atau produk fesyen lainnya yang akan dibeli.
"Masyarakat juga punya hak tanya, apakah produk yang mereka pakai sudah bebas zat berbahaya dan ramah lingkungan atau belum," imbuhnya.
Sejauh ini, menurut Ibar, Greenpeace Indonesia secara khusus telah meneliti kadar air di Sungai Citarum Jawa Barat, di mana di sekitar sungai itu banyak berdiri pabrik fesyen dengan merek terkenal.
Hasilnya, air di sepanjang aliran sungai itu diketahui mengandung zat berbahaya yang mampu memicu berbagai penyakit bagi masyarakat yang mengonsumsinya. "Padahal kita setiap hari membutuhkan air," kata dia.
Oleh sebab itu, menurut Ibar, melalui aksi itu juga, Greenpeace ingin mengingatkan Pemerintah agar memperketat kembali pengawasan pengelolaan limbah terhadap seluruh industri fesyen di Indonesia. Pasalnya, hingga kini masih banyak sungai yang tercemar racun akibat pengelolaan limbah fashion yang tidak bagus.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan, maka perusahaan fesyen juga harus segera membuktikan aksi nyata dengan menjamin barang-barang yang diproduksi telah terhindar dari bahan kimia berbahaya.
"Fesyen memang indah, tapi pengelolaan limbah yang mereka buang juga harus indah," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Elegansi Waktu: Jam Tangan Perhiasan 2025 dengan Horologi Tinggi dan Seni
-
5 Pilihan Merek Bedak Padat yang Tahan Lama untuk Guru Usia 40 Tahun ke Atas
-
4 Jam dari Jakarta, Pesona Air Terjun Citambur Setinggi 100 Meter yang Bikin Terpana
-
5 Serum Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun, Kulit Jadi Kencang dan Awet Muda
-
4 Zodiak Paling Beruntung Besok 22 November 2025: Dompet Tebal, Asmara Anti Gagal
-
5 Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Guru Nasional 2025, Sarat Makna dan Menggugah Jiwa
-
5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
-
7 Rekomendasi Parfum Wangi Ringan yang Fresh di Indomaret untuk Guru
-
5 Serum Vitamin C untuk Ibu Rumah Tangga, Bye-bye Kusam dan Tanda Penuaan Kulit
-
Lompatan Baru Wisata Jakarta: Destinasi Terintegrasi dari Pantai, Mangrove, hingga Outbound