Suara.com - Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change menunjukkan bahwa laju deforestasi atau penebangan hutan di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia melampaui Brasil.
Padahal pemerintah Indonesia telah mengeluarkan moratorium (penghentian sementara) deforestasi pada Mei 2011. Namun berdasarkan studi tersebut tercatat Indonesia justru kehilangan 840.000 hektar hutan pada tahun 2012 di mana lebih besar dibandingkan dengan Brasil yang hanya 460.000 hektare.
"Temuan ini merupakan sebuah peringatan mendesak sifatnya. Penghancuran hutan yang meningkatkan emisi gas rumah kaca Indonesia, menyebabkan satwa seperti harimau sumatera ke ambang kepunahan, dan menciptakan kondisi kebakaran hutan dan bencana kabut asap yang dahsyat di Asia Tenggara," kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace di Asia Tenggara Yuyun Indradi.
"Sementara itu sebagai langkah awal, jelas bahwa moratorium hutan Indonesia yang dilakukan ternyata tidak berhasil. Penegakan hukum lemah di mana bahkan taman nasional juga dijarah," tambahnya.
Menurut Yuyun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus mengambil tindakan cepat pada sisa masa pemerintahannya apalagi moratorium hutan merupakan upaya komitmennya untuk memerangi perubahan iklim.
Pada 2009, Presiden SBY membuat komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dari Business as Usual di tahun 2020, atau sebesar 41 persen dengan bantuan internasional. Komitmen tersebut ditindaklanjuti dengan mengeluarkan Peraturan Presiden di tahun 2011 tentang moratorium izin-izin konsesi baru dan pembukaan hutan alam dan gambut.
"Sekarang adalah saatnya untuk bertindak. Presiden SBY memiliki kesempatan untuk memperkuat warisan hijaunya. Apakah ia akan mengambil tindakan segera untuk memperkuat hukum yang melindungi semua hutan dan lahan gambut kaya karbon sebelum masa jabatannya habis, ataukah ia akan melihat kebijakannya tersebut hilang ditelan asap?" ujar Yuyun. (Antara)
Berita Terkait
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Konflik dengan Masyarakat Adat, Jatam Sebut PT Position Menambang di Kawasan Hutan!
-
Satria Hutan Indonesia 2025 Jalani Pendakian 13 Hari di Gunung Patah
-
Upaya Pemadaman Karhutla di Ogan Ilir
-
Penelitian Terbaru: Tanah Hutan Tropis Berpotensi Melepaskan Karbon dalam Jumlah Besar
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Konsumsi BBM Diperkirakan Naik Saat Gelaran MotoGP Mandalika
-
Omongan Menkeu Purbaya Soal Data Subsidi LPG Sejalan dengan Sri Mulyani
-
Soal Penyebab Kilang Minyak Dumai Terbakar, Bahlil: Tanya ke Pertamina!
-
Pertamina Pasok 148 Ribu Tabung LPG Ekstra Jelang Hajatan MotoGP Mandalika
-
Kilang Pertamina di Dumai Terbakar, Kementerian ESDM: Kalau Ini Murni Kecelakaan
-
Perusahaan Asal China Kantongi Kontrak Rp15 Triliun, Klaim Mau Jadi Raja Alat Berat Tambang RI
-
Penguatan Rupiah Paling Moncer di Asia
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
Bos KFC Ungkap Nasib Usahanya di RI
-
Dari Buku Lahir Harapan, Anak TBM Kolong Ciputat Gembira Bersama PNM Peduli