Suara.com - Masa remaja merupakan titik paling krusial dari fase kehidupan seseorang. Akan menjadi seperti apa seseorang saat dewasa maka ditentukan di masa remaja.
Jika masa kanak-kanak ada trauma maka saat remajalah merupakan waktu untuk berbenah. Karena itu menurut psikolog Tika Bisono, remaja membutuhkan pendampingan level tertinggi karena mereka merupakan kelompok yang belum berpikir panjang mengenai dampak dan resiko atas konsekwensi dari suatu tindakan.
"Jika dianalogikan seseorang dari balita hingga remaja maka sejatinya pendampingan setinggi-tingginya itu berada pada usia remaja," ucapnya.
Tika mengingatkan orangtua jangan menganggap remeh anak-anak usia remaja karena ini adalah masa transisi dengan ditandai perubahan secara fisik dan psikologis.
Psikolog lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, orangtua juga harus paham bahwa masa remaja merupakan masa pencarian indentitas dan konsep diri, pengakuan eksistensi, sehingga peran dari lingkungan akan berpengaruh hingga 90 persen.
Terkait eksistensi ini, itu sebabnya remaja senang berkelompok. Bukan perkara kelompok itu diisi oleh kalangan elite atau tidak, namun intinya mereka ingin berkelompok untuk mendapat pengakuan.
Dalam kelompok ini, ada aturan yang berlaku. Sayangnya kadang dalam kelompok yang dikatakan "keren" yakni mereka yang bisa melakukan sesuatu yang menantang dan berisiko seperti balap mobil dan balap motor, narkoba, atau malah seks bebas.
"Lantas, apakah mereka berpikir bahaya, tentunya belum karena mereka masih usia remaja. Itulah perlu pendampingan tingkat tinggi," kata dia.
Untuk itu perlu pendekatan persuasif atau tidak boleh pendekatan secara hukuman. Melalui cara itu, maka remaja diperkenalkan konsekwensi atas tindakan yang dilakukan sehingga nalarnya menjadi terstimulasi. Menurut Tika, cara yang paling cocok yakni mengikutkan remaja dalam kegiatan ekstrakurikuler.
"Mereka ini belum jago soal nalar karena baru melewati fase anak-anak dan belum juga dewasa, jika ikut kegiatan esktrakurikuler maka ada sesuatu kegiatan yang menstimulus otak mereka secara terus menerus," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Keterlibatan Ayah dalam Pola Asuh Anak Pengaruhi Nasib Negara, Seserius Itu?
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Hati-hati! Tanpa Disadari, Orang Tua Bisa jadi Pelaku Bullying bagi Anak
-
10 Cara Efektif Mencegah Anak Menjadi Pelaku Bullying
-
Masalahnya Bukan di Netflix, tapi di Literasi Digital Kita
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dany Amrul Ichdan Ajak Civitas Akademika Wujudkan Indonesia Naik Kelas Sebagai Gerakan Moral Bangsa
-
Liburan Akhir Tahun di Jakarta? Kejutan Seru Ini Bikin Kita Lupa Harus Keluar Kota!
-
7 Rekomendasi Sepatu Futsal Cewek Terbaik, Kualitas Juara Bikin Anti Cedera
-
45 Ucapan Selamat Natal untuk Teman dan Sahabat, Hangat dan Menyentuh Hati
-
Perempuan Usai Career Break: Ingin Kembali Bekerja, Tapi Peluangnya Masih Terbatas
-
3 Zodiak Ini Paling Beruntung dan Penuh Cinta pada 12 Desember 2025
-
Rekomendasi Bedak dengan Kandungan Centella Asiatica, Makeup Flawless Tanpa Takut Jerawat Meradang
-
4 Tinted Sunscreen untuk Wajah Flawless dan Tetap Terlindungi
-
7 Cara Sederhana Menjadi Pribadi yang Lebih Bahagia
-
Minyak Goreng hingga Sabun Mandi Turun Harga di Indomaret, Cek Katalognya Karena Cuma 4 Hari!