Suara.com - Ada sebuah ketakutan yang dirasakan Hamish Daud tentang alam, sehingga dia aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. Ia khawatir anak cucunya tak bisa merasakan pengalaman masa kecilnya.
Di sela pemutaran perdana film dokumenter "Racing Extinction" di Kawasan Thamrin Jakarta Pusat, Rabu (25/11/2015), Hamish yang aktif dalam komunitas Sea Soldier ini mengisahkan, saat kecil ia beruntung bisa merasakan alam Pulau Sumba yang masih perawan. Saat usianya belum genap 10 tahun, ia tinggal di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
"Kami tinggal sekitar dua tahun di sana, dan melewati masa dengan hidup yang benar-benar bersahabat dengan alam. Tanpa listrik, tanpa alat elektronik, dan tanpa konsumerisme. Bahkan, untuk lauk kami harus menangkap ikan di laut. Dan ayah saya selalu berpesan untuk tidak serakah, dan menangkap seperlunya," ujarnya mengenang.
Masa-masa itu, menurutnya adalah masa yang memupuk 'jiwanya' untuk lebih dekat dengan lingkungan. Laki-laki yang namanya dikenal setelah membawakan acara "My Trip My Adventure" ini mengisahkan, bagaimana masa kecilnya sangat mudah menemui hewan-hewan laut yang eksotik.
Satu hari saat memancing, kisahnya, tanpa sengaja ia melihat dengan mata kepala sendiri ikan paus yang besar. Walau setelah itu, hatinya harus berdarah saat menyaksikan bagaimana hewan laut yang di ambang kepunahan itu diburu beramai-ramai oleh warga setempat.
"Itu sebuah pengalaman yang benar-benar menakjubkan, dan saya ingin anak-anak dan cucu kita juga bisa merasakan pengalaman itu. jangan sampai mereka harus melihat spesies yang punah dari internet," ujar laki-laki kelahiran Australia, 35 tahun silam itu.
Untuk itu ia mengajak semua kalangan untuk mulai melakukan 'sesuatu' untuk mencegah hal itu terjadi.
"Hal-hal kecil, mungkin dengan tidak menggunakan plastik ataupun mengurangi penggunaan produk yang memicu penebangan hutan," ujarnya memberi contoh.
Berita Terkait
-
Populasi Harimau Sumatera Meningkat di Bengkulu, Tapi Masih Ada Ancaman Membayangi
-
Gumuk Pasir Parangtritis Resmi Jadi Geopark Nasional
-
Geopark Nasional Dieng, Peluang Pelestarian Alam dan Budaya Pegunungan Jawa
-
Sambut Hari Keanekaragaman Hayati, Telkom Wujudkan Harmoni Alam dengan GoZero% Goes to Borneo
-
Jepang di Ambang Kepunahan? Angka Kelahiran Terus Menukik Tajam
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Hobi Jadi Profesi: Cara Wonder Voice of Indonesia Cetak Talenta Voice Over Profesional
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng