Suara.com - Mohon maaf para penyuka daging. Acara menyantap burger Anda di Jumat malam, atau bacon untuk sarapan dan pesta barbeque di akhir pekan memang sangat mengasyikkan. Tapi semua itu menempatkan penghuni planet Bumi dalam bahaya.
Itulah peringatan dari penulis laporan "Perubahan Iklim", Laura Wellesley, Catherine Happer dan Antony Froggatt. Laporan itu menegaskan mengubah pola makan dan mengurangi konsumsi daging tak hanya bagus untuk kesehatan, tapi juga efektif mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global.
Sayangnya, masalah konsumsi daging ini sering luput dari perhatian. Untuk itu, mereka menyerukan pada masyarakat dunia untuk mempertimbangkan kebijakan untuk membatasi konsusmi daging dan produk tidak lestari lainnya.
"Secara global kita harus makan lebih sedikit daging. Konsumsi daging per kapita global sudah di tingkat kritis. Kita tidak bisa menghindari perubahan iklim kecuali ada perubahan tren konsumsi daging," tulis laporan itu.
Laporan menyatakan peternakan dan produksi daging dianggap sebagai pendorong deforestasi dan kerusakan habitat di seluruh dunia. Ini menyumbang 15 persen dari emisi gas rumah kaca. Angka ini akan terus meningkat seiring dengan 'transisi' kebutuhan protein yang berlangsung di seluruh dunia yang ditandai dengan meningkatnya permintaan daging di India dan Cina serta negara menengah lainnya.
"Jika seluruh dunia mengadopsi diet yang sehat akan menghasilkan pengurangan emisi hingga seperempat dari yang dibutuhkan pada tahun 2050," tegas laporn tersebut.
Penelitian selama 14 bulan, yang dilakukan bersama oleh Universitas Glasgow dan pihak terkait di Brasil, Cina, Inggris dan Amerika Serikat telah menemukan, saat ini orang makan dua kali jumlah daging yang disarankan di negara-negara industri. Ini menyebabkan tekanan pada sumber daya dan masalah kesehatan seperti obesitas dan kanker.
Namun demikian, banyak pemerintah enggan untuk turun tangan karena khawatir adanya serangan balik pada perekonomian.
"Mereka takut dampak dari intervensi, sementara kesadaran masyarakat yang rendah membuat mereka merasa tidak ada tekanan untuk campur tangan," kata laporan itu.
Laporan itu menulis, pentingnya intervensi untuk meningkatkan kesadaran konsumen akan bahaya yang ditimbulkan mengonsumsi daging merah serta menciptakan dorongan untuk menuju pilihan konsumsi yang lebih berkelanjutan. (news.com.au)
Tag
Berita Terkait
-
Takut Kolesterol Naik Usai Makan Daging Kurban? Atasi dengan 7 Cara Ini
-
Riset: Kampanye Anti Daging Merah Tak Efektif Populerkan Gaya Hidup Berkelanjutan
-
Benarkah Makan Daging Merah Bikin Otak Cepat Tua? Ini Kata Studi Terbaru
-
3 Opsi Makanan Penetral untuk Kamu yang Terlalu Banyak Konsumsi Daging
-
Pakar Ungkap Batas Aman Makan Daging Merah Agar Terhindar dari Hipertensi, Jangan Kalap!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Glycolic Acid, Bikin Wajah Cerah dan Halus Mulai Rp25 Ribu
-
Hubungan Darah Dony Oskaria dengan Nagita Slavina, Baru Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Furnitur Kayu Naik Kelas: Estetik, Berbudaya, dan Ramah Lingkungan
-
Apakah Yurike Sanger dan Soekarno Punya Anak? Ini Fakta Lengkap Hubungan Mereka