Suara.com - Apa yang sudah kamu lakukan untuk menjaga kelestarian bumi? Jika merasa belum melakukan apa-apa, maka kamu bisa memulainya dengan mulai selektif dalam membeli barang kebutuhan.
Nah, untuk itu kamu bisa mulai buka-buka “Panduan Konsumen Cerdas dan Bertanggung jawab” yang dirilis bertepatan dengan Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April oleh WWF-Indonesia. Panduan ini selain untuk mendorong perubahan gaya konsumsi masyarakat ke arah konsumsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan juga sebagai bagian dari kampanye konsumen #BeliYangBaik.
Dalam panduan dapat ditemukan tips menghemat kertas dengan menerapkan prinsip cetak bolak balik (dua sisi). Untuk mengurangi emisi karbondioksida di sektor transportasi, panduan konsumen WWF menyarankan pemilik mobil pribadi melakukan car pooling, yaitu mengajak rekan-rekan dengan rute sejalan untuk berangkat bersama.
Berbagai tips konsumsi bertanggung jawab lainnya juga dapat ditemukan dalam panduan tersebut yang mencakup sejumlah komoditas konsumsi penting, yaitu tisu, kertas, seafood, minyak kelapa sawit, listrik, transportasi dan air.
“Panduan ini dapat digunakan siapa saja dan kapan saja untuk membantu kita menjadi konsumen yang lebih bertanggung jawab, agar pola konsumsi kita tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Panduan ini juga menjadi sarana edukasi dan informasi dari WWF untuk meningkatkan kesadaran konsumen mengenai dampak konsumsi sehari-hari terhadap terjadinya kerusakan lingkungan”, jelas Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi & Advokasi WWF-Indonesia.
Panduan Konsumen Cerdas & Bertanggung jawab ini dibuat dalam bentuk saku sehingga mudah dibawa dan digunakan setiap saat dan di mana saja. Panduan ini akan disebarluaskan di sejumlah toko ritel di kota-kota besar di Indonesia serta dapat diunduh secara online di alamat https://bit.ly/PanduanKonsumen_
Kenapa harus selektif? Karena menurut WWF gaya konsumsi masyarakat selama beberapa tahun terakhir cenderung menunjukkan tren negatif dari aspek keberlanjutan lingkungan. Sebanyak 1 persen hutan alam di Sumatera hilang setiap tahunnya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir demi memenuhi kebutuhan konsumen atas produksi tisu, kertas dan minyak kelapa sawit.
Produksi ketiga komoditas ini terus meningkat dari tahun ke tahun akibat permintaan yang terus meningkat pula.
Kondisi air di Pulau Jawa juga makin mengkhawatirkan, dengan nilai defisit air yang terus meningkat yang di tahun 2015 telah mencapai minus 134 juta meter kubik per tahun. Selain itu, 75 persen sumber perikanan Indonesia berada di ambang batas keberlanjutan akibat praktik perikanan yang destruktif dan eksploitatif untuk memenuhi permintaan pasar dunia.
Belum lagi peningkatan emisi gas rumah kaca dari penggunaan listrik dan transportasi serta sampah pun memperparah kondisi lingkungan, menyebabkan polusi dan pencemaran lingkungan yang membahayakan. Jadi jangan menunda-nunda lagi!
Berita Terkait
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Gaya Hidup Sehat dan Ramah Bumi, Tren Baru yang Kian Dekat dengan Anak Muda
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Eco-Living untuk Anak Muda: Gaya Hidup Kekinian yang Menyelamatkan Bumi
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Publik Soroti Ponpes Ambruk Renggut Nyawa: Kelalaian Pembangunan atau Takdir?
-
Bahaya Makanan yang Terpapar Radioaktif, Udang Cikande Masih di Batas Aman?
-
5 Skincare La Roche Posay Termurah, Harga Masih Ramah di Kantong
-
Sabrina Chairunnisa Boyong Chanel ke Korea Selatan, Apakah Naik Pesawat Boleh Membawa Hewan?
-
Dilaporkan ke Polisi, Ferry Irwandi Tanggapi Santai: Main Game dan Tertawa
-
Berapa Gaji Pegawai PLN? Ini Link, Syarat, dan Cara Daftar Rekrutmen PLN 2025
-
Wajib Pakai Moisturizer sebelum Sunscreen? Begini Urutan yang Benar Menurut Dokter
-
Perjalanan Pendidikan Sabrina Chairunnisa, Rumah Tangganya Diisukan Retak
-
Mata Anies Baswedan Kedutan Usai Namanya Disebut Prabowo, Benarkah Artinya Lagi Dibicarakan Orang?
-
Urutan Skincare Glad2Glow untuk Atasi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan