Tradisi berburu ikan paus secara tradisional di Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata bahari.
"Keinginan itu didasari pertimbangan bahwa obyek wisata seperti ini sangat diminati wisatawan mancanegara," kata Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, Selasa (24/5/2016), terkait wacana pengembangan wisata perburuan ikan paus di Lemalera, Lembata.
Lebu Raya optimistis perburuan ikan paus ini bisa menjadi obyek wisata yang paling diminati wisatawan mancanegara.
"Saat ini sedang dilakukan studi oleh ahli dari Australia. Kita harapkan perburuan ikan paus ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata di provinsi berbasis kepulauan itu," katanya.
Atraksi perburuan ikan paus secara tradisional hanya dilakukan oleh para nelayan tradisional Lamalera secara turun temurun.
Perburuan ikan paus ini hanya mengandalkan peralatan tradisional seperti Peledang (perahu kayu tanpa mesin ), dan Tempuling (tombak yang ujungnya berkait yang terbuat dari baja) yang digunakan untuk menikam ikan Paus.
Tradisi penangkapan ikan Paus (Leva Nuang) ini berlangsung dari 1 Mei sampai 31 Oktober setiap tahun. Persiapan ritual dimulai pada 29 April dengan dilaksanakan "Tobu Neme Vate" atau ritus antara nelayan dan tuan tanah di Batu Paus.
Pada 1 Mei dilangsungkan misa Pembukaan Leva (melaut, kemudian pada 2 Mei sampai dengan bulan Oktober musim perburuan Paus (Leva Nuang).
Gubernur menambahkan daya tarik dari wisata perburuan ikan paus ini adalah adanya beberapa ritual yang dilaksanakan sebelum berburu. Para Wisatawan juga dapat menikmati panorama alam pantai yang terdapat di Lamalera. (Antara)
Berita Terkait
-
Penanganan dampak banjir bandang di Nagekeo NTT
-
Tren Liburan 2025: Bukan Lagi Soal Foto, Wisatawan Lebih Butuh Pengalaman Unik dan Autentik
-
Banjir Landa Bali dan NTT, Prabowo Perintahkan BNPB Bertindak Cepat
-
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi
-
Unhan RI Kibarkan Semangat HUT ke-80 di Perbatasan Indonesia-Timor Leste
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Kenali Ciri-Ciri Adidas Samba KW, Jangan Tergiur Harga Bersahabat!
-
Keajaiban Musim Gugur Colorado: Petualangan Kereta Api yang Memukau Hati!
-
Decluttering Mission 2025, Astra Motor Yogyakarta Ajak Anak SMK 'Beresin' Lemari Jadi Cuan
-
Inovasi Dunia Skincare: Tren Riasan dan Fokus pada Perawatan Pria
-
8 Cara Jitu Bedakan Sepatu Vans Asli dan KW, Jangan Sampai Ketipu!
-
Zulhas Sebut Udang Terpapar Radioaktif Masih Aman Dikonsumsi, Padahal Ini Bahayanya...
-
Onitsuka Tiger Made in Indonesia Apakah Ori? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Tepuk Sakinah Wajib atau Tidak? Simak Penjelasan Pihak KUA
-
Apa Itu Cesium-137? Zat Radioaktif yang Ditemukan di Udang Cikande
-
Intip Jumlah Kekayaan Dedi Mulyadi, Dapat Peringatan dari Prabowo saat Akad Massal KPR