Suara.com - Pernahkah Anda membayangkan isi "War Room M-17" yang terletak di lantai 16, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat? Seperti apa 'ruang perang' berbasis teknologi digital itu? Dan apa saja yang dilakukannya untuk mengalahkan wisata Malaysia pada 2017?
War Room M-17 merupakan sebutan dari sebuah ruang yang menyimpan 16 layar LED touch screen, yang memantau empat aktivitas utama di kementerian yang dipimpin oleh Arief Yahya itu.
Menteri Pariwisata (Menpar), yang merupakan mantan Dirut PT Telkom itu selalu mengamati pergerakan angka-angka yang tertera di layar. Ada empat layar untuk pemasaran wisata mancanegara dan empat layar untuk pemasaran wisata Nusantara.
"Pergerakan wisman dan wisnus bisa dilihat real up date dari seluruh penjuru Tanah Air," kata Arief di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain itu, berbagai keluhan, kritik, saran, testimoni baik negatif maupun positif, terekam oleh big data, yang kemudian ditampilkan melalui screen merah (kritik) dan hijau (ok dan comfortable). Wisnus dari kota A ke kota B, juga langsung terkoneksi dan terhitung dengan sangat tepat.
Indikator positif negatif didasarkan pada Tour and Travel Competitiveness Index (TTCI) di World Economic Forum (WEF), yang menggunakan global standar. Global standar itu antara lain, health and hygine, business environment, human resources and labour market, international openess, prioritization of tour and tourism, safety and security, price, tourism servicer infrastructure, environment sustainability, ground and port infrastructure, air transportation infrastructure, ICT readiness, dan tourist service infrastructure.
"Pertama, kita harus selalu menggunakan global standar, ukuran-ukuran yang dipakai dunia internasional. Kita harus bisa mengukur dan menghitung, posisi kita berada di mana? Kalau nggak bisa mengukur, kita nggak akan bisa mengatur," ujar Arief menjelaskan.
Di sisi kanan ruangan, lanjut Arief ada dashboard Pengembangan Destinasi Pariwisata nasional. Di sana ada progres perkembangan 10 top destinasi, yang dilaporkan secara langsung melalui kamera CCTV yang sudah terpasang.
"Misalnya, pengembangan kawasan dari land clearing, ground breaking, pembangunan fisik, selesai berapa persen, progress report-nya bisa langsung terpantau dari layar," katanya.
Khusus kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM), tergambar di layar monitor sayap kanan, yang setiap bulan akan diperbaharui, dimasukkan ke dalam data, dan dipantau berapa banyak yang sudah disertifikasi.
"Kita bisa pantau, target berapa, harus disediakan SDM dengan kualifikasi apa, berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan," jelasnya lagi.
Data-data terus terus bergerak, terutama capaian jumlah wisatawan ke suatu daerah.
"Kami sedang membangun koneksi host to host dengan imigrasi dan Kemenkumham (Kementerian Hukum dan HAM), agar setiap wisman yang masuk melalui pintu imigrasi bisa terdata oleh Kemenpar. Memang hanya data-data teknis terkait jumlah, originasi, umur, laki-laki atau perempuan, karena itu yang dibutuhkan untuk menganalisa pasar berdasarkan timeline maupun originasi," tambah Arief.
Arief menyatakan selalu berpatokan pada hasil yang luar biasa, harus dicapai dengan cara yang tidak biasa.
"Caranya adalah go digital! Semakin digital, semakin personal. Semakin digital, semakin global, dan semakin digital semakin profesional," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Berapa Kekayaan Eks Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis? Anaknya Ditangkap Akibat Curi Sepatu di Masjid
-
Ironis, Anak Eks Wali Kota Cirebon Ditangkap Gegara Curi Sepatu di Masjid Usai Ayah Terjerat Korupsi
-
5 Rekomendasi Parfum untuk Pengantin Wanita yang Tahan Lama Mulai Rp50 Ribuan
-
Kilas Balik Perjalanan Cinta Syifa Hadju, Kini Berlabuh pada El Rumi
-
5 Rekomendasi Moisturizer Penghilang Chicken Skin, Kulit Halus Impian Jadi Kenyataan!
-
Dari Mana Nama 'Tolpit'? Kue Tradisional Bantul yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda
-
5 Skincare untuk Hilangkan Flek Hitam Usia 50 Tahun ke Atas, Harga Mulai Rp60 Ribuan
-
Panduan Lengkap Cara Mendaftar Global Sumud Flotilla untuk Berlayar ke Gaza
-
Dokter Tifa Ahli Apa? Komentari Kondisi Kulit Jokowi dan Iriana yang Dinilai Janggal
-
5 Fakta Cesium-137 di Cikande, Radiasi Berbahaya Butuh Waktu 30 Tahun untuk Hilang