Suara.com - Pernikahan yang dilakukan anak di bawah umur masih banyak terjadi di Indonesia. Penyebabnya, kata Child Protection Officer Unicef Indonesia Fadilla Putri, karena dua hal.
Pertama, menurut dia, masih terbatasnya pilihan yang bisa diakses oleh anak. Fadilla mengatakan bahwa anak-anak khususnya yang tinggal di daerah pedesaan, tidak memiliki akses terhadap pendidikan dan umumnya tidak berdaya secara ekonomi sehingga perkawinan dianggap sebagai pilihan hidup yang harus dijalaninya.
"Lalu penyebab kedua, karena terbatasnya pilihan yang bisa dibayangkan. Anak tidak punya role model atau contoh untuk masa depannya. Jadi, ya dia memilih menikah," ujarnya pada temu media di gedung 33 Wahana Visi, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Asdep Perlindungan Anak dan Kekerasan dan Eksploitasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Rini Handayani menambahkan bahwa faktor budaya, kemiskinan, dan pengaruh global juga ikut memainkan peran dalam perkawinan usia anak.
"Anak zaman sekarang banyak yang dengan mudah mengakses info tidak layak anak sehingga teejadi kehamilan tidak diinginkan. Pengasuhan keluarga yang buruk juga bisa mendorong terjadinya perkawinan pada anak," tambah dia.
Menurut Rini, pernikahan dini termasuk kekerasan pada anak. Oleh karena itu ia merekomendasikan advokasi pada orangtua untuk melihat lebih jauh dampak yang ditimbulkan dari perkawinan usia dini.
"Kita juga melibatkan tokoh adat untuk mengadvokasi masyarakat agar tidak melakukan perkawinan pada usia anak. Di beberapa daerah itu peraturan adat lebih dipatuhi penduduk setempat," ujar dia.
Selain itu, lanjut Rini, orangtua juga harus mampu memberikan pengasuhan yang benar pada anak, bagaimana menjaga sistem reproduksi anak dan membentuk ketahanan diri agar anak tidak mau menikah usia muda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi