Suara.com - Kaum perempuan di Iran selama ini seakan tak berhak melakukan apapun selain mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun, perempuan-perempuan yang tergabung dalam Ninjutsu mematahkan anggapan tersebut.
Ninjutsu menjadi populer di kalangan perempuan muslim Iran sebagai bagian dari perlawanan terhadap lemahnya peran perempuan yang selama ini seakan lemah dan tak berdaya karena rezim di negeri tersebut.
Meski tetap memakai hijab dan cadar, perempuan Iran yang menjadi ninja bisa turun tangan untuk membantu negara saat terancam perang militer. Sambil memegang senjata, melakukan tendangan salto, dilakukan oleh perempuan Iran yang menekuni bela diri Ninjutsu.
Memanjat, melompati dinding, bersembunyi di pegunungan, hingga mengiris leher musuh tanpa mengeluarkan suara. Aktivitas yang dilakukan ini terlihat di sebuah klub yang telah berdiri sejak 1989 di istana Jughin, 25 mil dari Ibu Kota.
Sebanyak empat ribu perempuan Iran telah berlatih untuk bisa menjadi ninja perempuan alias Kunoichi. Menurut instruktur Ninjutsu, Fatima Muamer, perempuan Iran semakin tertarik dengan olahraga tersebut karena mampu menjaga keseimbangan antara tubuh dan pikiran.
Siswa di klub ini juga diajarkan menggunakan senjata berbahaya, seperti busur, pedang, alat tradisional Jepang, nunchaku dan shuriken.
Sensei Akbar Faraji, orang pertama yang mengenalkan bela diri ninjutsu di Iran, telah mendirikan klub ninja ini 22 tahun lalu, dengan total anggota hingga kini mencapai 24 ribu orang.
"Ninjutsu, atau bela diri secara umum, dapat digambarkan sebagai obat. Sama seperti racun ular, meski bisa sangat berbahaya, bisa jadi penawar yang bagus juga," kata dia.
"Yang benar adalah bahwa kekuatan mematikannya tidak dapat dipungkiri," sambungnya, seperti dilansir dari Metro.
Sekadar diketahui, Ninjutsu hingga saat ini dianggap sebagai salah satu bela diri yang paling mematikan dan dikaitkan dengan agen rahasia dan tentara bayaran. Bela diri ini jadi senjata perang di Jepang antara tahun 1185 dan 1868. Sementara itu, bagi perempuan bela diri yang satu ini membuat mereka memiliki disiplin dan harga diri.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Koleksi Tas Istri Anggota DPRD Wahyudin Moridu, Suaminya Viral Mau 'Rampok Uang Negara'
-
Masa Depan Pendidikan dan SDGs: Pelajaran dari Ambassador Talk di Nusa Putra
-
Siapa Istri Wahyudin Moridu? Anggota DPRD yang Viral Mau 'Rampok Uang Negara'
-
Staycation Rasa Museum: Liburan Mewah di Makau Sekaligus Intip Dunia Picasso!
-
Bedak Herocyn Bisa untuk Wajah? Ketahui Manfaat dan Fungsi Bedak yang Satu Ini
-
Profil UTS Insearch Sydney yang Masuk Riwayat Pendidikan Gibran, Apakah Semacam Bimbel?
-
Ketika Satu Video Mengubah Nasib Restoran: Fenomena Croissant TikTok
-
Wahyudin Moridu dari Partai Apa? Anggota DPRD Viral Ngaku Mau 'Rampok Uang Negara'
-
Tips Memilih Foundation Sesuai Warna Kulit, Ini 5 Rekomendasi Terbaiknya
-
Aman dan Nyaman, Wali Kota Semarang Pastikan Kotanya Siap Jadi Destinasi Liburan Wisatawan