Suara.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengatakan sebagian masyarakat yang buta huruf adalah kaum perempuan.
"Sekitar dua per tiga dari 3,4 juta masyarakat yang buta huruf adalah kaum perempuan. Makanya, kami membuat program dengan melihat karakteristik gender dan lingkungan," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Kemdikbud Harris Iskandar di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan pemerintah menyasar pada ibu-ibu di perdesaan dan kantong kemiskinan dengan memberdayakan di sektor ekonomi. Kemdikbud juga melakukan langkah pemberantasan buta huruf dengan cara, yakni merancang kebijakan keaksaraan yang terintegrasi kesetaraan, memperoleh data valid, membagi tanggung jawab sumber daya pemerintah dan pemerintah daerah, mendiversifikasikan layanan program, dan memangkas birokrasi layanan program melalui aplikasi daring sibopaksara.kemdikbud.go.id.
"Untuk memberantas buta aksara, harus menyatukan dengan program lain, seperti kewirausahaan. Kalau tidak demikian, kita kembali akan buta aksra," katanya.
Haris mengatakan saat ini, bisa baca tulis dan berhitung saja tidak cukup, namun harus menguasai literasi sains, keuangan, teknologi, budaya dan lainnya.
"Mereka bisa kembali menjadi buta huruf, karena sering lupa dengan apa yang dipelajari. Makanya diintegrasikan dengan program taman bacaan masyarakat, wirausaha, dan lainnya." Sementara itu, Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Abdul Kahar mengatakan pemberantasan buta huruf dilakukan hingga tiga bulan. Setelah itu masuk ke kelas keaksaraan lanjutan.
"Saya kira, literasi baca tulis dan numerik sudah selesai. Tapi kita mengatakan pada masyarakat untuk melek keuangan, kemudian teknologi agar tidak termakan berita bohong," ujar Kahar.
Saat ini, angka buta aksara masih terdapat di sejumlah provinsi, yakni Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 peren), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen), dan Jawa Tengah (2,20 persen).
Sedangkan 23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka nasional. Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki dengan jumlah, yakni 1.157.703 orang laki-laki, dan perempuan 2.258.990 orang. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
5 Rekomendasi Lip Product Pinkflash yang Aman dan Tahan Lama, Lolos BPOM
-
Berapa SPF Sunscreen yang Aman untuk Remaja? Ini 5 Pilihan Murah yang Worth It Dicoba
-
Penghasilan YouTube Nessie Judge, Dikecam Netizen Jepang Buntut Pajang Foto Junko Furuta
-
Ramalan Zodiak 6 November 2025: Keuangan, Keberuntungan, dan Energi Emosional
-
Lipstik Tahan Lama Merek Apa? Ini 7 Rekomendasi buat Usia 40 Tahun ke Atas
-
5 Shio Beruntung di Initiate Day 6 November 2025, Termasuk Shio Kamu?
-
Daftar Skincare Berbahaya Temuan Terbaru BPOM, Mengandung Merkuri hingga Hidrokuinon
-
5 Strategi Berlibur ke Bali dari Jakarta dengan Lebih Hemat
-
Ramalan Zodiak Sagitarius di Bulan November 2025: Hoki Tapi Perlu Hati-hati
-
5 Rekomendasi Jam Tangan Lokal untuk Wanita, Desain Elegan dan Timeless