Suara.com - Jika mendengar kata “kopi luwak”, maka yang ada dalam benak kebanyakan orang adalah jenis kopi mahal yang hanya bisa dikonsumsi oleh mereka yang berkantung tebal. Konon jenis kopi yang satu ini harganya bisa mencapai Rp200 ribu per cangkir.
Fakta ini mungkin saja benar, sebab kopi luwak memang memerlukan proses khusus yang tidak dilalui kopi konvensional. Sejumlah proses rumit, plus keberadaan binatang luwak yang memfermentasi biji-biji kopi di dalam perutnya, sangat mungkin menjadikannya mahal.
Mengapa?
Proses produksi kopi luwak tak sama dengan kopi biasa. Sebelum dikemas dan disajikan, biji-biji kopi pilihan harus difermentasi di dalam perut luwak selama beberapa waktu, hingga kemudian dipanen dan melalui sejumlah proses selanjutnya.
Di Indonesia, kopi luwak masih diproduksi secara terbatas. Ada beberapa kawasan sentra produksi kopi jenis ini, sebut saja beberapa diantaranya, Lampung, Mandailing, Priangan, Bondowoso, dan Bali.
Di kawasan-kawasan penghasilnya inilah, kopi luwak harus melalui serangkaian proses manual, yaitu pemetikan biji kopi, fermentasi di dalam perut luwak, pemanenan setelah dibuang dalam bentuk kotoran luwak, pengeringan, dan penggilingan.
Luwak yang diikutkan dalam proses ini pun tidak sembarangan, karena harus dipilih yang sehat dan tak bercacat. Kondisi luwak yang prima diyakini mampu menghasilkan kopi yang terbaik pula.
Selain sejumlah proses rumit dalam menghasilkan kopi luwak premium dan adanya standar kesehatan bagi luwaknya sendiri, harga kopi luwak pun akan melonjak lebih tinggi jika ditambah beberapa faktor lain.
Faktor-faktor itu adalah;
1. Lokasi pembelian
Jika membeli kopi luwak di lokasi-lokasi elite, seperti hotel berbintang atau cafe, tentu harganya sangat mahal. Hal ini terkait dengan harga jual dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang harus dibayarkan.
2. Bentuk dan kemasan
Jangan terkecoh dengan kemasan yang menarik dan sangat bagus, sebab harga kopi luwak dalam kemasan demikian akan membuat harganya meroket tajam. Kemasan seperti ini biasanya ditujukan pada konsumen yang ingin memberikannya kepada kolega atau klien.
3. Nikmat dan mengurangi risiko kanker
Kalau kopi biasa dinikmati karena kelezatannya, maka kopi luwak memiliki manfaat lain yang terkait kesehatan. Salah satunya adalah mengurangi risiko kanker pada mereka yang rutin mengonsumsinya.
Sebuah penelitian yang pernah diterbitkan di The Journal Nutrition, menyebut, jika mengonsumsi empat cangkir kopi luwak sehari akan menurunkan risiko kanker payudara sebesar 38 persen, dan untuk bisa mendapat hasil yang maksimal pada kesehatan kulit, sebaiknya kopi luwak dikonsumsi dua cangkir sehari.
Dengan banyaknya manfaat tersebut, rasanya sepadan kalau kopi luwak dibanderol dengan harga yang tinggi/mahal, dan bukan seperti harga kopi sachetan.
Buat Anda yang belum rutin mengonsumsinya, maka inilah saatnya untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kopi luwak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi