Suara.com - Prestasi bergengsi kembali ditorehkan anak bangsa. Kali ini di bidang pendakian, Dedi Satria, anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia berhasil mencapai puncak Gunung Vinson Massif pada 7 Januari 2018 lalu. Puncak tertinggi di Benua Antartika ini merupakan puncak ke-6 yang berhasil dicapai dalam rangkaian Ekspedisi Seven Summits UI.
Dedi pun tak bisa menyembunyikan rasa haru bercampur bahagia. Suatu kebanggan bagi dirinya bisa mewujudkan mimpi dari ribuan anggota Mapala UI untuk mencapai puncak tertinggi di Antartika itu.
"Yang membuat saya semangat adalah di pundak saya harapan mahasiswa Mapala UI berada. Ketika berhasil sampai puncak, segala kesulitan saat mendaki hilang seketika. Saya bahagia bercampur haru," ujar Dedi.
Kegiatan pendakian Seven Summits dunia di Indonesia sendiri memang telah dipelopori Mapala UI sejak 1972. Kala itu tim pendaki Mapala UI menjadi tim pertama yang menginjakkan kaki di Puncak Carstensz, Papua, puncak tertinggi di wilayah Australasia.
Selama beberapa tahun berikutnya, dalam rangkaian pendakian itu, Tim Mapala UI berhasil mencapai empat puncak gunung lainnya, yaitu Kilimanjaro, Afrika (1983); McKinley, Amerika Utara (1989); Elbrus, Rusia (1990); dan Aconcagua, Argentina (1993).
Sayangnya kelanjutan pendakian itu sempat terhenti setelah dua pendaki Mapala UI, Norman Edwin dan Didiek Samsu, tewas di Gunung Aconcagua pada percobaan pertama di tahun 1992.
Tahun 1993, Mapala UI kembali mengirimkan Tim ke Aconcagua berisi Ripto Mulyono dan Tantyo Mulyono untuk menyelesaikan pendakian tahun 1992 yang belum berhasil.
"Lima puncak sudah dicapai oleh Mapala UI pada ekspedisi Seven Summits saat itu, namun belum berhasil diteruskan ke puncak Vinson Massif dan Everest karena tewasnya pendaki-pendaki utama Norman Edwin dan Didiek Samsu dalam upaya pendakian Aconcagua pada tahun 1992," sambung Ketua Umum Mapala UI, Yohanes Poda Sintong.
Baca Juga: Minta Tak Tangkap Rizieq, Amien Rais: Jokowi Jangan Macam-macam
Rencananya pada 2019 mendatang, tim Mapala UI akan mendaki Gunung Everest, Nepal, yang memiliki ketinggian 8.848 mdpl. Yohanes mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam perencanaan pendakian Everest ini adalah dana. Ia menyebutkan bahwa pendakian tersebut akan memakan biaya sebanyak kurang lebih Rp800 juta per pendaki. Meskipun begitu, Yohanes optimis akan mendapat bantuan dari pihak universitas.
"Ini (rencana menuju Puncak Everest) tidak hanya dilakukan oleh Mapala UI tapi juga dapat melibatkan pihak UI dan Iluni UI," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
WITF 2025: Indonesia Unjuk Gigi Pariwisata Berkelanjutan di Mata Dunia
-
Terpopuler: Ramalan Shio Paling Hoki, Tepuk Sakinah Diyakini Tekan Angka Perceraian
-
Cara Buat Akun SIAPKerja untuk Magang Nasional 2025, Simak Syarat dan Ketentuannya
-
Satu Kain, Sejuta Kisah: Intip Perayaan Hari Batik Nasional di Thamrin City!
-
3 Rekomendasi Krim Malam Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Bangun Tidur Auto Glowing
-
Kronologi Ashanty Dilaporkan Atas Dugaan Perampasan Aset: Berawal dari Aduan Eks Karyawan
-
Salah Pilih Sepatu, Lari Jadi Gak Enak? Ini Beda Nike dan Adidas yang Wajib Dipahami
-
5 Rekomendasi Toner untuk Menghilangkan Flek Hitam, Mulai Rp30 Ribuan
-
Profil Atika Algadrie, Ibu Nadiem Makarim Aktivis Antikorupsi
-
Berapa Kekayaan Ashanty? Dilaporkan Eks Karyawan Atas Dugaan Perampasan Aset