Suara.com - Sudah pernah ke Semarang? Meski terus membangun layaknya kota besar, ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu tidak pernah melupakan sisi tradisional.
Nah, kalau kalian ingin tahu seperti apa Semarang tempo doeloe, ada baiknya berkunjung ke kawasan Kota Lama, 20-23 September nanti.
Kenapa harus datang? Festival Kota Lama akan digelar di sana. Sangat tepat bagi pecinta heritage.
Pada abad 19-20, Kota Lama adalah pusat perdagangan. Untuk mengamankan warga dan wilayahnya, di kawasan itu dibangun benteng Vijhoek. Di dalam benteng ada jalur yang mempercepat perhubungan antar ketiga pintu gerbang.
Jalan utamanya dinamai Heeren Straat, atau sekarang lebih dikenal dengan nama Jalan Letjen Soeprapto.
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 ha. Bila dilihat dari kondisi geografi, kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga mendapat julukan "Little Netherland".
Di Festival Kota Lama, kita akan dibawa ke suasana yang benar-benar lawas. Selawas lagu Jangkrik Genggong yang liriknya benar-benar membuat kita terkenang ke masa lalu.
“Semarang Kaline Banjir ja sumelang ra dipikir”. Begitulah penggalan lirik yang sangat tenar.
"Pada 2015, Kota Lama Semarang masuk dalam list tentatif World Heritage UNESCO. Semuanya harus terus disiapkan menjadi destinasi Internasional. Festival ini diharapkan bisa makin mempopulerkan Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah," ujar Plt Deputi Pengembangan Pemasaran 1 Kemenp, Ni Wayan Giri Adnyani di Jakarta, Rabu (12/8/2018).
Salah satu festival terbesar di Semarang itu akan mengangkat tema "Collaboration in Diversity". Wisatawan bersama masyarakat Semarang diajak bersenang-senang sambil mengangkat Kota yang terkenal dengan sebutan kota Atlas tersebut.
Kota tersebut multikultural dan merupakan kota merawat kenangan.
“Hal Itu dibuktikan dengan banyaknya bangunan kuno yang masih berdiri dan terawat hingga kini. Contoh lainnya, di Kota Atlas ini, wisatawan dapat menemukan penjual jajanan lawas nan legendaris yang sudah bertahan hingga 3 sampai 4 generasi. Artinya, sudah berlangsung antara 80 hingga 100 tahun,” ujar Ni Wayan Giri Adnyani.
Tanggapan Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Sumarni, juga nyaris sama. Baginya, Festival Kota Lama menjadi sebuah cawan yang mengarah pada kangen kenangan, bukan sekadar kangen-kangenan.
Akan ada banyak hal yang bisa membangkitkan kenangan selama festival berlangsung. Tidak hanya untuk yang sudah berumur, namun juga dapat dinikmati untuk remaja milenial hingga anak-anak.
“Festival Kota Lama 2018 akan menjadi ruang persahabatan, karena Semarang menjadi mealting pot seluruh kebudayaan, mulai dari Tionghoa, Arab, Melayu, hingga Belanda. Ini diharapkan menjadi kegiatan berskala internasional dengan bekerja sama dengan beberapa pihak mancanegara, untuk mengobati ruang rindu masyarakat pada Semarang tempo dulu," ujarnya.
Berita Terkait
-
Festival Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe 2025: BRI Hadirkan Cashback QRIS dan Promo Seru
-
BRI Hadirkan Kejutan di Kampoeng Tempo Doeloe 2025: Nostalgia Kuliner & Budaya Nusantara Lebih Hemat
-
Bazaar Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe Kembali Digelar, Hadirkan 9 Gerai Makanan Legendaris Ini!
-
Jokowi dan Iriana Bertolak ke Semarang, Bakal Hadiri Upacara Peringatan ke-76 Hari Bhayangkara
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
5 Moisturizer Pria di Indomaret Bikin Wajah Lembap dan Cerah, Mulai Rp30 Ribuan
-
Gaji PMO dan Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih Apakah Sama? Simak Rinciannya
-
Di Balik Pesona Komodo: Sentuhan Harapan untuk Pendidikan Anak dari Sebuah Alat Tulis
-
Rahasia Kulit Glowing Alami Terungkap: Pegagan, Bintang Baru Skincare Lokal yang Wajib Dicoba!
-
Profil Kartika Sari Dewi Soekarno, Setengah Abad Lebih Baru Kali Ini Ziarah ke Makam Bapaknya
-
Modal Saja Tak Cukup! Rahasia UMKM Bertahan dan Berkembang di Era Sulit Terungkap
-
Apakah PPPK Paruh Waktu Punya Jenjang Karier dan Boleh Kerja Sampingan? Ini Aturannya
-
Terpopuler: Jejak Ratu Tisha Dicopot dari Komite PSSI, Prompt Gemini AI untuk Foto Prewedding
-
Menilik Jabatan Rizky Irmansyah, Ikut Turun Tangan Kasus Wali Kota Prabumulih
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura