Suara.com - Si Raja Buah, durian, memiliki banyak penggemar. Bahkan tak sedikit yang menggilainya hingga membentuk sebuah komunitas yang dinamakan Komunitas Maniak Durian.
Komunitas Maniak Durian dibentuk oleh Puji Purnama, food stylist yang lahir di Palembang, di mana durian bisa bisa rutin dipanen dengan melimpah ruah. Bahkan, di sana, durian bisa dengan mudah didapat di hutan liar, sehingga lebih mudah untuk menikmatinya. Jika dijual pun harga durian di sana tak terlampau mahal, bahkan Puji mengaku bisa membelinya hingga sebecak jika sedang musim durian.
Namun, sejak memutuskan mengadu nasib ke Ibukota, durian terasa pahit di mulut Puji. Alasannya karena harganya yang mahal sehingga tak semudah dulu untuk menikmatinya.
Alhasil, saking cintanya dengan durian, Puji pun memutuskan untuk mendirikan Komunitas Maniak Durian di Grup Facebook kira-kira 10 tahun lalu. Di sini, ia merasa bertemu keluarga kedua yang sama-sama memiliki ketertarikan terhadap durian dan olahannya.
"Grup komunitas durian ini ada untuk mengumpulkan orang yang suka durian. Dari orang rumahan, dokter peneliti, pengusaha, semuanya ada. Dengan durian semua bisa melebur dalam satu hobi komunitas," ujar Puji pada Suara.com beberapa waktu lalu.
Sejak berdiri hingga sekarang, Komunitas Maniak Durian sudah memiliki sekitar 17 ribu anggota di Grup Facebook. Di grup tertutup ini, anggotanya bisa membagi cerita mengenai durian unik yang ia konsumsi, bahkan berbagi cara menanam durian dengan berbagai metode. Tak cuma dari berbagai daerah di Indonesia, Puji mengaku anggota komunitas ini juga ada yang berasal dari negeri jiran, Malaysia.
"Anggota kita tersebar di berbagai kota di Indonesia, sampai mancanegara. Kita sering adakan kopdar makan duren bareng. Ada duren enak di daerah, kita datang. Termasuk kemarin teman-teman saya dapat duren di Palu, namanya duren pelangi, kita ke sana. Kalau di Penang lagi musim kita kesana," imbuh Puji.
Bahkan, saking cintanya dengan durian, Puji tak hanya menikmati daging lembut si buah berduri ini, tapi coba membudidayakannya. Meski demikian, ia tak mau disebut petani durian, karena kebun durian yang dimilikinya masih dalam skala kecil.
Menurut Puji, Indonesia kaya akan jenis durian. Sayangnya, perhatian pemerintah terhadap si Raja Buah ini masih rendah. Itu sebabnya, Indonesia tak memiliki tipe durian khas, berbeda dengan negara Malaysia yang terkenal dengan durian Musang King dan Thailand yang terkenal dengan durian Monthongnya.
Baca Juga: Agenda Akhir Pekan, Makan Durian Sepuasnya hingga Pameran Wedding
"Intinya bikin komunitas ini karena Indonesia punya banyak duren lokal. Tapi jarang duren diangkat sebagai daya tarik, bener-bener dicari duren bagus. Hanya jadi durian kampung saja. Beda di luar negeri, kalau ada duren bagus pemerintah ambil alih lalu dikembangkan," imbuhnya.
Meski sudah malang melintang di dunia durian, Puji mengaku sulit untuk mendeskripsikan durian yang enak. Menurutnya setiap orang memiliki preferensi sendiri soal durian yang enak di lidahnya. Ia mencontohkan, orang Tionghoa misalnya lebih senang rasa durian yang pahit, sementara orang Jawa lebih suka sensasi durian yang manis.
Namun menurutnya, durian yang memiliki citarasa legit lebih sering tumbuh di dataran yang panas ketimbang dataran tinggi. Alasannya, karena suhu dan arah angin laut yang berhembus diyakini memengaruhi citarasa buah durian.
"Sebenarnya durian semua enak dan enak sekali. Kalau saya lebih suka dari Malaysia. Tapi kita juga banyak kok durian enak, dari Medan enak. Kenyal manis. Kalau Thailand kan daging tebal tapi secara taste nggak terlalu enak. Jadi memang tiap orang berbeda-beda definisi enak," lanjutnya.
Nah, meski sudah sering makan durian, Puji tak gentar dengan anggapan bahwa konsumsi buah ini bisa meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Menurut Puji, pencetus kolesterol bukan berasal dari sumber nabati seperti durian. Sehingga ia meminta masyarakat agar tidak menyalahkan durian.
"Problemnya, durian kaya karbohidrat. Jadi orang yang makan harus menyesuaikan diri. Makan duren jangan pas perut kosong, supaya nggak maag. Jadi nggak ada durian bikin kolesterol. Durian kan nabati, bukan hewani. Kita sendiri yang kadang menyalahkan duren. Baiknya makan nasi dulu, sehingga perut nggak kembung gitu," imbuh dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Glow Up Ala Miss Grand Indonesia: Rahasia Treatment Biar Kulit Makin Fresh dan Confidence Naik Level
-
Ke Kuala Lumpur Anti-Ribet: Terbang ke Bandara Subang, Liburan Jadi Lebih Sat Set!
-
Liburan Anti Bosan! 5 Playground Kekinian yang Wajib Dikunjungi Keluarga di Jakarta
-
Viral Siput Diduga Terekam di Makanan MBG, Ancam Kerusakan Otak Jika Termakan
-
Hunian Nyaman dengan Fasilitas Ibadah, Jadi Daya Tarik untuk Keluarga
-
Kumpulan Prompt Gemini AI Jadi Pemain Sepak Bola Klub Eropa: Barcelona sampai Real Madrid
-
Siap Dieksplor! Kota Lama Semarang dan Sekitarnya Disulap Jadi Destinasi Heritage Terpadu
-
Menuju Semarang Kota Sinema, Ada Pemutaran Film Pendek di Layar Tancap Pasar Malam
-
Cara Cek Pengumuman Hasil Tes Tahap 1 Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih
-
Rekam Jejak Hasan Nasbi yang Diangkat Jadi Komisaris Pertamina: Pekan Lalu Dicopot dari Kepala PCO