Suara.com - Mendengarkan kata 'gudeg' mudah kita mengasosiasikannya dengan kota Yogyakarta. Tak heran, sebab selain menjadi makanan khas kota ini, ada begitu banyak varian gudeg lezat yang dapat kita temukan di Yogyakarta. Uniknya, semua gudeg dengan cita rasa khas nan istimewa tersebut memiliki basis massa yang begitu besar.
Bahkan beberapa di antaranya terkenal kerap dikerubungi pelanggan hingga membuat antrean yang begitu panjang macam Gudeg Bromo, Gudeg Yuk Yah hingga Gudeg Pawon.
Sementara beberapa yang lain dikenal memiliki nama besar nan melegenda dan menjadi ikon gudeg khas Jogja dengan kecenderungan rasa yang lebih manis ketimbang gudeg pada umumnya macam Gudeg Yu Djum dan beberapa merek gudeg penghuni Jalan Wijilan.
Selain Yogyakarta, gudeg juga dapat ditemukan di berbagai daerah di Tanah Jawa. Beberapa dari deretan gudeg ini juga memiliki penggemar yang beregenerasi dari tahun ke tahun dan pantas didapuk label 'kuliner legendaris'.
Seperti deretan gudeg legendaris di berbagai daerah di Tanah Jawa yang dihimpun Suara.com berikut. Apa saja?
Gudeg Abimanyu di Semarang
Beroperasi sejak tahun 1960-an, Gudeg Ibu Lasmi atau yang lebih populer dikenal sebagai Gudeg Abimanyu disebut sebagai salah satu pelopor gudeg di Semarang.
Gerai yang bertempat di Jalan Abimanyu VII No 6 ini konsisten menyuguhkan gudeg basah dengan cita rasa khas Semarangan.
Rasa gudegnya yang tak terlalu manis berkelindan bersama kol rebus, daun singkong rebus, telur pindang, serundeng basah dan siraman kuah areh nan cukup kental.
Seporsi Gudeg Abimanyu biasa disajikan bersama lauk macam opor ayam, koyor, rempeyek udang gimbal dan bermacam varian lauk lainnya.
Salah satu keunikan gudeg khas ini yakni sambal kreceknya yang dikombinasikan bersama potongan kentang dan buncis.
Tak hanya itu, gudeg legendaris ini juga memiliki cita rasa pedas yang berasal dari kombinasi cabai rawit dan ebi nan gurih.
Beroperasi sejak pukul 06.00 hingga 11.00 siang, seporsi Gudeg Abimanyu dibanderol sekitar Rp 20 ribu.
Gudeg Bu Har di Surabaya
Berdiri sejak tahun 1968, depot Gudeg Bu Har menjelma kuliner legendaris di Kota Pahlawan.
Menikmati seporsi gudeg lengkap Bu Har, kita akan disuguhkan nasi bertemankan gudeg, sambal goreng, dibaluri kuah opor ayam, krecek dan sambal nan menggugah selera.
Para penikmatnya pun dapat menambahkan bermacam menu lauk dari paru, daging ayam hingga telur.
Berbeda dengan gudeg Jogja yang terkenal manis, Gudeg Bu Har memiliki cita rasa pedas dan gurih khas masakan Jawa Timuran.
Untuk mencicipi seporsinya, kita harus merogoh kocek sekitar Rp20 ribu.
Jika menyambangi Surabaya, sambangilah warung Gudeg Bu Har di Jl. Pasar Besar Wetan 1A.
Bertolak dari Terminal Joyoboyo, kita dapat melanjutkan perjalanan menggunakan bus kota jurusan Kayun Jembatan Merah Plaza, lantas teruskan perjalanan menggunakan becak menuju warung yang beroperasi dari pukul 06.00 hingga 21.30 WIB tersebut.
Gudeg Lumintu di Jember
Menyambangi Jember, Jawa Timur, tak lengkap rasanya jika belum mencicipi seporsi sajian legendaris, Gudeg Lumintu nan istimewa.
Gudeg khas yang dijajakan sejak tahun 80-an ini terkenal sebab cita rasa lezatnya yang konsisten.
Rasanya yang khas dan aromanya yang kuat berasal dari proses pengolahannya yang tetap menggunakan kayu bakar.
Menyantap seporsi Gudeg Lumintu, kita akan disajikan paket komplet berupa nasi hangat, sayur nangka, sambal krecek, potongan ayam dengan siraman saus kacang nan menggugah selera.
Selain suwir ayam, aneka lauknya pun dapat dipilih dari bermacam bagian tubuh ayam, telor, tahu, tempe hingga jeroan.
Sajian ini pun kian sempurna dengan tambahan keripik peyek nan renyah.
Menikmati seporsi Gudeg Lumintu, kita hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 18 ribu saja.
Beroperasi sejak pukul 06.00 pagi waktu setempat, Gudeg Lumintu kerap ludes diboyong pelanggan setianya pada pukul 11.00 siang.
Berita Terkait
-
Van Gastel Prediksi PSIM akan Hadapi Laga Sulit di Kandang PSM Makassar
-
Ojol Maxride Terancam Dilarang Beroperasi Imbas Masalah Izin, Ini Sosok Pemiliknya
-
Buaian Coffee Jogja: Kisah 'Rumah' Hangat yang Lahir dari Ruang Kosong di Gang Sempit
-
Jangan Lewatkan! Pasar Lawas Mataram 2025 Hadir 26 September di Kotagede
-
Sate Kere, Kuliner Legendaris Solo dan Jogja yang Punya Sejarah Unik
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Cari Sunscreen Lokal yang Bagus dan Murah? Ini 5 Pilihan Terbaik Mulai Rp18 Ribuan
-
Bagaimana Cara Membedakan Sepatu On Cloud Asli dan Palsu? Begini 7 Panduannya
-
Dokter Tan Shot Yen Lulusan Mana? Viral Kritik Menu MBG saat Rapat dengan DPR
-
Awal Puasa Ramadan 2026, Muhammadiyah dan Pemerintah Sama atau Beda?
-
Viral 'Rp10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat', Berapa Uang Belanja Ideal Menurut Islam?
-
Kapan Pelantikan PPPK Paruh Waktu 2025? Ketahui Jadwal Resminya
-
Makan Pakai Sendok vs Tangan, Mana Lebih Sehat? Disinggung Prabowo di Tengah Kasus MBG
-
Bisnis Digital Jadi Jurusan Kuliah Favorit Gen Z, Apa Saja yang Dipelajari?
-
Maraton Jadi Alasan Utama Wisata: Tren Baru Pecinta Traveling
-
Lebih Bagus Sunscreen SPF 30 atau 50? Simak Penjelasan Ahli biar Gak Asal Pakai Lagi