Suara.com - Dulu, Wittenoom merupakan rumah bagi sekitar 20 ribu penduduk. Tapi kini Wittenoom menjadi kota mati yang ditinggal warganya karena memiliki lokasi bekas tambang yang diklaim sebagai salah satu lokasi paling beracun di dunia.
Wittenoom yang terletak di area terpencil di Australia Barat pernah berjaya berkat tambang ekstraksi asbes antara tahun 1930 dan 1966.
Sampai akhirnya kota tersebut tersebut ditinggalkan dan dikelilingi oleh tanda-tanda besar berbunyi 'Bahaya'.
Saking berbahayanya tempat tersebut, pemerintah Australia memutuskan untuk 'merampas' properti tiga penduduk terakhir yang tinggal di daerah tersebut atas dasar keselematan kesehatan.
Parahnya, Wittenoom malah menjadi pusat wisata baru dan berhasil mendatangkan ribuan wisatawan setiap tahun hanya untuk mengambil foto dan mengunggah kota mati tersebut ke media sosial.
Jika Anda mengetikkan hashtag Wittenoom di Instagram, Anda akan menemukan ratusan feed wisatawan berfoto selfie dengan latar belakang kota mati tersebut.
Padahal paparan serat residu asbes bisa berakibat fatal, dan pihak berwenang telah melakukan segala daya untuk menjauhkan orang dari wilayah tersebut.
Pemerintah bahkan mengahapus Wittenoom dari peta, menghilangkan tanda dan rambu jalan menuju ke sana, memutuskan jaringan listrik, dan memasang tanda peringatan. Tapi penggemar pariwisata ekstrem mengabaikan peringatan tersebut dan tetap datang ke Wittenoom.
"Tanda-tanda peringatan ini bukan dekorasi atau untuk menambah koleksi Instagram Anda. Itu adalah peringatan serius tentang konsekuensi kesehatan yang serius. Sangat bodoh untuk bepergian ke Wittenoom," mata Menteri Urusan Aborigin dan Tanah Australia, Ben Wyatt, seperti dilansir dari Oddity Central.
Baca Juga: Merinding, Begini Potret 7 Kota Mati di Indonesia dan Dunia
Bukan tak pernah terpikirkan, tapi operasi pembersihan Wittenoom dari residu asbes yang mematikan dianggap membuang-buang anggaran.
Ben bahkan mengatakan hampir tak mungkin Wittenoom kembali aman untuk dijadikan tempat tinggal. "Saya punya pesan sederhana untuk siapapun yang berpikir untuk bepergian ke Wittenoom. Jangan," tambahnya.
Paparan asbes dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti mesotelioma (bentuk langka yang mempengaruhi selaput tipis yang melapisi dada dan perut), asbestosis, dan kanker paru-paru. Gejala dapat terjadi beberapa dekade setelah paparan baik banyak maupun sedikit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng
-
IN2MOTIONFEST 2025: Indonesia Siap Jadi Pusat Mode Muslim Dunia