Suara.com - Festival Pesona Bahari Raja Ampat 2019 semakin menarik. Event yang berlangsung pada 18-22 Oktober ini mengangkat isu konservasi lingkungan. Muara yang dituju adalah lestarinya terumbu karang dalam perairan Raja Ampat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo mengatakan, pihaknya menggunakan metode Adopsi Coral. Ia mengajak partisipasi aktif publik untuk menjaga ledakan populasi bintang laut berduri atau Crown of Thorns Starfish.
Festival Pesona Bahari sendiri menampilkan beragam aktivitas positif yang bisa dieksplorasi wisatawan. Mereka bahkan bisa sama-sama menyelamatkan terumbu karang di perairan Raja Ampat. Menurut Yusdi, aksi Adopsi Coral akan menjamin keberlanjutan keindahan dunia bawah air Raja Ampat.
"Keberadaan bintang laut berduri sudah meresahkan, karena merusak terumbu karang di perairan Raja Ampat. Melalui event ini, kami mengharap kepedulian dan partisipasi aktif publik. Mari bergabung di program Adopsi Coral. Dengan begitu, keindahan terumbu karang serta kehidupan bawah airnya bisa terus berlanjut," ungkapnya, Minggu (20/10).
Pada kondisi normal, jelas Yusdi, populasi bintang laut berduri sekitar 30 individu per hektare. Tapi kenyataannya, terjadi ledakan populasi pada 3 spot perairan Raja Ampat.
Sebut saja Teluk Kabui yang memiliki tingkat populasi hingga 1.850 individu per hektare. Area perairan yang masuk wilayah Waigeo ini memiliki ledakan populasi 62 kali dari kondisi normal.
Selain Teluk Kabui, ledakan populasi bintang laut berduri juga terjadi di kawasan Pulau Saonek Monde. Populasi di perairan tersebut mencapai 800 individu per hektare.
Meningkat hingga 27 kali dari kapasitas normal. Spot ke-3 adalah Juan's Reef di Pulau Roborek. Berada di Selat Dampier, Juan's Reef memiliki tingkat populasi 900 individu per hektar. Angka ini meledak 30 kali dari kondisi normal.
Di sisi lain, Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty mengungkapkan, Festival Pesona Bahari Raja Ampat memiliki fungsi strategis dengan banyak nilai yang menginspirasi.
Baca Juga: Kemenpar Launching Aplikasi Visit Raja Ampat
Publik diajak untuk menjaga mata rantai dan harmoni alam. Kebedaraan bintang laut berduri pada kondisi normal akan bermanfaat menjaga daur hidup. Tapi kalau sudah berlebihan, tentu menjadi ancaman.
"Bintang laut berduri memiliki racun. Hewan ini jadi predator bagi karang. Ia bisa memangsa terumbu karang dengan luas 5-13 meter persegi per tahun. Salah satunya pada terumbu karang jenis Acropora," terangnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani menyatakan, ada beberapa faktor penyebab ledakan populasi bintang laut berduri. Pertama, faktor alami sebagai efek dari meningkatnya konsentrasi nutrien dan unsur hara di laut.
Penyebab lain adalah eksploitasi secara berlebihan predator alami bintang laut berduri. Predator yang dimaksud seperti kerang triton, kakap merah, udang, dan lobster. Ada juga efek dari aliran nutrien dari pesisir.
"Populasi bintang laut berduri harus terus dikontrol. Dengan begitu, keseimbangan ekosistem di laut Raja Ampat selalu terjaga. Apalagi, konsep Adopsi Coral sudah disiapkan. Formulasi ini hanya perlu partisipasi aktif dari publik untuk bersama-sama mengendalikan populasi bintang laut berduri," ucapnya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar, Muh. Ricky Fauziyani menambahkan, melalui konsep Adopsi Coral, pubik ikut mengawasi populasi bintang laut berduri pada 1 spot kawasan tertentu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
5 Rekomendasi Parfum Aroma Cokelat untuk Rayakan Natal yang Hangat dan Mewah
-
6 Rekomendasi Tinted Sunscreen Lokal untuk No Makeup Makeup Look, Praktis dan Glowing!
-
8 Skincare Terbaik agar Kulit Sehat Anti Kusam
-
10 Kebiasaan Skincare yang Bisa Membuat Jerawat Muncul Lebih Parah
-
5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
-
Sambut Natal dan Tahun Baru, Aryaduta Menteng Hadirkan Magical Festive Season
-
7 Rekomendasi Kado Hari Ibu, Spesial Peralatan Masak Estetik untuk Ibu Mertua
-
Bukan Tax On Location, Ini Arti Kata "Tol" yang Sebenarnya dan Sejarahnya di Indonesia
-
Resep Es Teler Creamy, Mudah Dibuat Sendiri di Rumah
-
Usia 50-an Sebaiknya Pakai Skincare Apa Saja? Ini Saran Dokter Kulit agar Awet Muda