Suara.com - Danau Kelimutu merupakan salah satu destinasi wisata alam yang wajib dikunjungi ketika berwisata ke Nusa Tenggara Timur.
Sayangnya, pandemi COVID-19 membuat jumlah wisatawan berkurang. Penurunan wisatawan pun membuat Danau Kelimutu sepi pengunjung.
Dilansir ANTARA, Balai Taman Nasional Kelimutu mencatat selama Juni hingga pertengahan Desember 2020 belum pernah ada satupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kawasan wisata alam di Danau Kelimutu itu.
"Sejak dibuka kembali per Juni hingga saat ini (Desember, red) belum pernah ada wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Danau Kelimutu. Kebanyakan adalah wisatawan domestik saja," kata Koordinator Resort Kawasan Wisata Taman Nasional Kelimutu Albert Tamonob kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak dari COVID-19 terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke danau tiga warna Kelimutu yang juga biasa disebut dengan telaga tiga warna.
Albert mengakui bahwa memang semenjak COVID-19 itu jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan wisata itu turun drastis. Apalagi memang kawasan wisata itu sempat ditutup beberapa bulan.
Namun ujar dia sejak Juni lalu pihaknya kembali membuka kawasan wisata itu, tetapi menerapkan pembatasan masuk bagi wisatawan yang berkunjung per harinya.
"Kuota per harinya hanya mencapai 390an saja untuk yang masuk ke sini. Dan wisatawan yang datang harus terlebih dahulu mendaftar melalu aplikasi pesan whatsapp, baru kemudian didata," ujar dia.
Proses pembayaran tiket masuknya juga ujar dia baru bisa dilakukan setelah pemesannya tiba di pintu masuk Taman Nasional Kelimutu.Tetapi ia akui bahwa yang berwisata ke kawasan itu memang selama ini hanya wisatawan domestik saja.
Baca Juga: Kisah Eks Pengungsi Timtim Tinggal di Rumah Beratap Daun Lontar 21 Tahun
"Baik itu dari luar NTT seperti pulau Jawa dan sekitarnya, atau juga di wilayah NTT sendiri seperti dari Kupang, dan wilayah lainnya di NTT ini," tambah dia.
Namun terkadang jumlah yang sudah ditetapkan per hari melebihi target dan bahkan mencapai 400an wisatawan. Terpaksa Alberth mengaku pihaknya menolak untuk menerima pendaftaran wisatawan yang ingin berwisata ke kawasan itu.
Sehingga satu-satunya cara adalah mengusulkan agar yang tidak masuk dalam kuota diharapkan bisa mendaftarnya di hari berikutnya. Hal ini dilakukan ujar dia semata-mata untuk mencegah penumpukan wisatawan di kawasan itu.
Penerapan protokol juga tambah dia sudah dilakukan sejak dari pintu masuk. Untuk di Lopo hanya boleh ada 25 wisatawan, demikian juga di shelter sementara di lopo besar jumlahnya bisa mencapai 30. Tetapi kalau di puncak gunung jumlahnya boleh mencapai 100 orang.
"Jika lebih dari itu akan ada petugas yang mengawasi dan menegur," tambah dia.
Albert pun berharap agar pandemi ini segera berakhir, sehingga jumlah kunjungan wisatawan juga semakin banyak dan tidak ada lagi pembatasan wisatawan yang berdatangan.***1***
Berita Terkait
-
Mantan Kapolres Ngada Fajar Widyadharma Hadapi Vonis, DPR Desak Hukuman Maksimal
-
Menko Muhaimin Tegaskan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, Dengar Aspirasi Pekerja Kreatif di NTT
-
Penanganan dampak banjir bandang di Nagekeo NTT
-
Banjir Landa Bali dan NTT, Prabowo Perintahkan BNPB Bertindak Cepat
-
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Umrah Kini Bisa Mandiri, Segini Beda Harganya Dibanding Pakai Travel Agent
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Alpha Arbutin untuk Hempas Flek Hitam Membandel di Usia 40
-
4 Smartwatch untuk Wanita Tangan Besar, Fitur Lengkap dengan Pemantau Kesehatan dan GPS
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Hitam yang Aman dan Harga Terjangkau!
-
Cara Melakukan Umrah Mandiri, Segini Biayanya!
-
Apa Manfaat Budaya Makan Pakai Tangan Langsung? Viral Jadi Bahan Perdebatan di X