Suara.com - Pernah mendengar tanaman porang? Jika belum tahu, tanaman ini sedang hits di kalangan petani lantaran kehadirannya yang tiba-tiba booming dan menjadi komoditas ekspor Indonesia.
Minat terhadap porang yang tinggi di dalam dan luar negeri, serta nilainya yang menggiurkan, membuat petani berbondong-bondong membudayakan tanaman porang ini di Indonesia.
Itulah kenapa tanaman sejenis umbi umbian yang bisa diolah jadi keripik hingga shirataki ini disebut sebagai komoditas mahkota.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, porang telah ditetapkan sebagai komoditas yang masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (GRATIEKS).
“Ekspor porang pada tahun 2020 sebanyak 32.000 ton, dengan nilai ekspor mencapai Rp 1,42 Triliun ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya. Ada peningkatan sebesar 160 persen dari tahun 2019,” ujar Mentan Syharul berdasarkan siaran pers yang diterima suara.com, Sabtu (27/3/2021).
Upaya mendongkrak terus dilakukan agar ekspor porang semakin bertambah. Salah satunya melalui program budidaya porang seluas 32.000 hektar di 37 Kabupaten 10 Provinsi di Indonesia.
“Satu dukungan penting Kementan terhadap program tersebut dengan dilepasnya varietas porang Madiun 1 pada tahun 2020 untuk mendukung ketersediaan benih porang nasional.” lanjut Mentan Syharul.
Riset pengolahan porang juga akan terus digencarkan, termasuk membuat produk yang terbuat dari porang. Bahkan Kementan akan terus mengawasi dan melarang ekspor porang segar dalam bentuk umbi, bulbil, hingga yang masih berbentuk biji.
"Ini dalam rangka mengamankan plasma nutfah lokal porang" tambah Mentan.
Baca Juga: Rekomendasi 4 Tanaman Hias di Kamar yang Bikin Tidur Nyenyak
Peningkatan kuantitas benih porang melalui kultur jaringan juga diarahkan untuk mendukung pencapaian program peningkatan luas tanam porang.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menambahkan porang juga bisa dikembangkan menjadi aneka produk prospektif lain yang dapat dikembangkan oleh kelompok tani.
“Peluang ekspor maupun pasar produk-produk olahan dari bahan porang di dalam negeri masih terbuka, seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan kebutuhan pangan fungsional yang meningkat.” ujar Fadjry.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Mengapa Fun Run Kini Jadi Senjata Ampuh Tanamkan Empati pada Generasi Muda?
-
7 Tips agar Cepat Tidur di Malam Hari, Terbukti Efektif
-
Ini 4 Zodiak Paling Beruntung Besok 16 November 2025, Berkah Datang Bertubi-tubi
-
Souvenir Nikahan Boiyen Diungkap Tamu, Isinya Cuma Satu dan Cantik Banget
-
Rahasia Kulit Kenyal dan Bercahaya: Perawatan Sehari-hari yang Harus Dicoba
-
Cek Ramalan Shio 16 November 2025, Siapa yang Paling Beruntung Besok?
-
Pekerjaan Prestisius Rully Anggi Akbar, Suami Boiyen Beri Maskawin Bernominal Cantik
-
Contoh Soal TKA Bahasa Indonesia SMA, Lengkap dengan Jawaban
-
Kulit Kering di Usia 50-an? Coba 5 Bedak dengan Formula Melembapkan Ini
-
7 Rekomendasi Lulur di Indomaret untuk Angkat Daki dan Mencerahkan, Murah Meriah Dekat dari Rumah