Suara.com - Pasangan Duke dan Duchess of Sussex, Pangeran Harry dan Meghan Markle tengah panen kritikan. Keduanya terlibat kerja sama dengan brand yang memproduksi krim pemutih kulit.
Melansir Fox Business, Pangeran Harry dan Meghan telah menjalin kerja sama dengan brand Procter & Gamble atau P&G. Namun, keputusan tersebut menjadi kontroversi.
P&G sendiri merupakan produsen dari merek kecantikan Olay. Meski populer, Olay juga dikritik karena memiliki produk krim pemutih atau pencerah kulit.
Hal tersebut dinilai tidak sejalan dengan prinsip Harry dan Meghan yang selama ini mendukung gerakan anti-rasisme. Kritik tersebut salah satunya disampaikan oleh mantan eksekutif dari P&G.
"Meghan telah banyak berbicara tentang isu ras dan rasisme, jadi ini sangat berbeda dari biasanya," ujar Alex Malouf, mantan eksekutif di Procter & Gamble.
Menyadur Daily Mail, kerja sama antara Duke dan Duchess of Sussex dengan P&G bertujuan membangun komunitas yang lebih saling peduli.
Meski begitu, brand Olay diketahui masih menjual pelembap "White Radiance" di beberapa negara seperti India, Singapura, dan Malaysia.
Produk pencerah kulit biasanya bekerja dengan cara memitigasi produksi melanin yang mana menghasilkan warna kulit berbeda.
Selama bertahun-tahun, banyak kritik sudah disampaikan untuk menarik produk pemutih atau pencerah kulit dari pasaran. Hal ini juga berhubungan langsung dengan isu rasisme.
Baca Juga: Harry Curhat Gaya Parenting Pangeran Charles: Menyakitkan dan Menderita
Menurut Nina Davuluri, pemenang Miss America yang juga keturunan India-Amerika, produk krim pemutih kulit hanya mempromosikan ideologi rasisme bahwa seseorang harus punya kulit putih untuk tampil cantik atau sukses.
Sementara, seorang profesor dari San Jose State University mengungkapkan bahwa Meghan dan Harry seharusnya memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan perusahaan seputar produk mereka.
"Penting bagi Meghan untuk mengangkat isu warna kulit ini," ujar Profesor Joanne Rondilla mengomentari.
Sebagai tambahan, Joanne Rondilla juga mengaitkan kerja sama ini dengan wawancara Oprah Winfrey. Seperti diketahui, saat itu Meghan buka suara mengenai isu rasisme di kerajaan Inggris.
"Aku pikir kerja sama ini tidak mendukung percakapan (dengan Oprah) saat itu," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
5 Rekomendasi Parfum dengan Aroma Sehabis Hujan, Punya Sensasi Menenangkan
-
7 Rekomendasi Lipstik yang Tidak Membuat Bibir Hitam, Mulai Rp14 Ribuan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Ringan yang Bisa Jadi Base Makeup, Cocok untuk Kulit Berminyak
-
5 Parfum Wanita yang Wanginya Lembut dan Tahan Lama, Merek Lokal
-
SPF pada Sunscreen Artinya Apa? Ini Penjelasan dan Fungsi Pentingnya untuk Kulit
-
7 Sepatu New Balance Diskon 50 Persen di Foot Locker, Turun Drastis Jadi Rp800 Ribuan
-
Siapa yang Berwenang Menetapkan Status Bencana Nasional? Begini Aturan Resminya
-
Libur Natal dan Cuti Bersama 2025 Berapa Hari? Cek Keputusan Resmi Terbaru
-
Apa Beda Skin Tint dan Foundation? Ini 5 Pilihan Berkualitas yang Layak Dicoba
-
5 Sneaker Nike Diskon Sampai 67 Persen di Foot Locker, Harga Jadi Rp400 Ribuan