Suara.com - Tahun ini, warga ibu kota merayakan HUT DKI Jakarta ke-494. Ini adalah kedua kalinya Jakarta merayakan ulang tahun di tengah pandemi Covid-19. Ada begitu banyak cerita duka datang dari warga Jakarta akibat imbas pandemi. Tapi, tak sedikit yang menyambut pertambahan usia ibu kota dengan suka cita.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelum pandemi, warga Jakarta saat ini tak bisa menikmati kemeriahan yang identik dengan ulang tahun Jakarta, seperti Pekan Raya Jakarta dan berbagai acara hiburan lainnya. Meski demikian, itu semua tak mengubah fakta bahwa Jakarta akan selalu menjadi kota impian bagi banyak orang. Dan bagi warganya, Jakarta akan selalu di hati meski suka dan duka datang silih berganti.
Menyambut HUT DKI Jakarta ke-494, Suara.com bertanya kepada lima warga Jakarta mengenai suka duka mereka selama tinggal di ibu kota, serta harapan untuk kota tercinta ini. Mereka adalah Ibeng Sutopo (30), karyawan; Fatih Fikri Robbani (22), mahasiswa; Andien Anggraini (30), karyawan; Jimmy Sebastianus (36), Director of Sales Le Meridien Jakarta; serta Surya (49), driver ojol yang merupakan warga asli Jakarta.
Kelima responden ini berbagi cerita seputar hidup di Jakarta, apa saja yang mereka suka dan tidak suka dari ibu kota, serta harapan mereka akan kondisi Jakarta yang kini tak semarak seperti sebelum pandemi Covid-19.
Suka Duka Jadi Warga Jakarta
Banyak orang mendambakan tinggal di Jakarta karena lengkapnya fasilitas yang ditawarkan kota ini. Salah satunya Ibeng, yang sudah 10 tahun tinggal di Jakarta. Selain menyukai menyukai kehidupan Jakarta yang dinamis, ia juga mengaku senang dengan karakter orang Jakarta yang cuek, karena cocok dengan dirinya.
Sebagai seorang perantauan dari Semarang, Ibeng mengakui bahwa hidup di Jakarta tidaklah mudah. "Hidup di Jakarta itu susah-susah gampang. Tapi itu tergantung mental kita, yang penting terus improve diri sendiri dan fokus sama tujuan diri sendiri."
"Masyarakat Jakarta sangat welcome terhadap pendatang seperti saya. Dan saya merasa sangat cepat beradaptasi di kota ini," timpal Andien, corporate secretary di sebuah hotel di Jakarta, yang datang ke Jakarta 4 tahun lalu.
Hal yang sama juga diakui Jimmy Sebastianus yang datang ke Jakarta tahun 2006 untuk memulai karier. Ia mengatakan, Jakarta ibarat city of dream bagi para pendatang. "Tinggal di Jakarta tuh sepertinya keren, banyak gedung-gedung tinggi."
Baca Juga: Melihat Pembuatan Ondel-ondel Raksasa Jelang HUT DKI Jakarta
Namun, Jimmy mengakui bahwa kompetisi di Jakarta cukup berat. Masyarakat Jakarta yang majemuk dan datang dari berbagai culture, membuat dirinya sedikit kesulitan memahami karakter orang-orang di sekitarnya. Ditambah lagi dengan kompetisi, di mana kita tak hanya bersaing dengan masyarakat asli, tetapi juga harus berkompetisi dengan sesama pendatang lainnya.
Masalah kemacetan, banjir, dan kriminalitas merupakan tiga teratas dari hal-hal yang tidak disukai responden dari Jakarta. Termasuk bagi Surya yang sehari-hari berprofesi sebagai driver ojek online.
"Jakarta kini jauh lebih baik dibanding dulu. Tapi masalah kemacetan, bukannya semakin berkurang, kini semakin parah, apalagi saat jam pulang kerja." katanya.
Namun Surya tidak menganggap hidup di Jakarta itu sulit. Hal itu lantaran ia lahir dan besar di kota ini, sehingga ia tahu bagaimana harus bertahan hidup dan mencari nafkah di kota ini.
"Pesan saya buat para pendatang, kalau datang ke Jakarta modal nekat doang, jangan deh. Tapi kalau bawa pendidikan, insya Allah bisa berkembang dan maju," katanya.
Jakarta Dulu dan Sekarang
Siapapun mengakui, Jakarta terus berkembang ke arah yang lebih baik. Kelima responden Suara.com, baik mereka yang berstatus pendatang maupun warga asli, sama-sama mengakui bahwa Jakarta saat ini jauh lebih baik dan maju dibandingkan Jakarta sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng
-
IN2MOTIONFEST 2025: Indonesia Siap Jadi Pusat Mode Muslim Dunia