Suara.com - Pandemi Covid-19 memang memberikan dampak yang besar dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam urusan properti. Direktur Penjualan Crown Group, Prisca Edwards, mengungkap jika pihaknya telah melihat minat baru dalam pembelian apartemen di Australia selama pandemi.
Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi keinginan seseorang untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka ke depan, jika pembatasan Covid-19 terus berlanjut.
"Di Crown Group, ini tercermin dalam penjualan baru-baru ini. Sepanjang lockdown Sydney terbaru, kami telah melihat permintaan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Melihat tren yang berkelanjutan, saya tidak terkejut jika harga hunian terus menggelembung di Sydney, sebagai akibat langsung dari pandemi Covid-19," kata dia dalam siaran pers yang Suara.com terima Kamis (22/7/2021).
Bahkan, menurut KPMG Economics, harga properti Australia telah meningkat jauh di atas apa yang seharusnya terjadi jika Covid-19 tidak pernah terjadi, analisis baru menunjukkan.
Sementara, laporan The Impact of COVID on Australia’s Residential Property Market selama 18 bulan terakhir membandingkan dengan skenario saat ini dengan tanpa kondisi Covid-19.
Mereka menemukan bahwa secara nasional, harga rumah sekarang lebih tinggi antara 4 hingga 12 persem lebih tinggi dari prediksi awal dan harga unit apartemen naik hingga 13 persem lebih tinggi daripada jika dunia tetap "normal".
Senada dengan penjelasan tersebut, Direktur Penjualan dan Pemasaran Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo, mengungkapkan bahwa seperti halnya pisau, pandemi Covid-19 memiliki 2 sisi yang saling bertentangan.
"Kita tidak menutup mata bahwa kerusakan yang dihasilkan oleh pandemi ini sangatlah luar biasa terutama jika dilihat dari varian baru yang lebih menular. Namun di sisi lain, pandemi yang telah berjalan sekitar 1,5 tahun ini menciptakan kebiasaan baru terutama dalam hal keuangan," jelas dia.
Menurut alumnus University of Sydney ini, meskipun Australia sedang menghadapi gelombang kedua Covid-19 seperti halnya di Indonesia, namun Tyas memiliki keyakinan bahwa pasar properti Australia akan lebih siap.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berpotensi Bikin Prevalensi Stunting Meningkat
“Mengingat pengalaman dan keberhasilan Negara Kangguru dalam menangani gelombang pertama Covid-19, saya memiliki keyakinan bahwa pasar properti di Australia kali ini akan lebih 'tahan banting'," ujar Tyas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Elegansi Waktu: Jam Tangan Perhiasan 2025 dengan Horologi Tinggi dan Seni
-
5 Pilihan Merek Bedak Padat yang Tahan Lama untuk Guru Usia 40 Tahun ke Atas
-
4 Jam dari Jakarta, Pesona Air Terjun Citambur Setinggi 100 Meter yang Bikin Terpana
-
5 Serum Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun, Kulit Jadi Kencang dan Awet Muda
-
4 Zodiak Paling Beruntung Besok 22 November 2025: Dompet Tebal, Asmara Anti Gagal
-
5 Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Guru Nasional 2025, Sarat Makna dan Menggugah Jiwa
-
5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
-
7 Rekomendasi Parfum Wangi Ringan yang Fresh di Indomaret untuk Guru
-
5 Serum Vitamin C untuk Ibu Rumah Tangga, Bye-bye Kusam dan Tanda Penuaan Kulit
-
Lompatan Baru Wisata Jakarta: Destinasi Terintegrasi dari Pantai, Mangrove, hingga Outbound