Suara.com - Secara umum orang Indonesia lebih mengenal makanan Eropa sebagai sajian mewah para bangsawan. Memiliki cita rasa yang baik, makanan Eropa juga kerap dibanderol dengan harga yang mahal.
Namun dikatakan oleh Ketua Pelatihan Sumber Daya Manusia Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Alexander Nayoan, wajar untuk makanan Eropa dijual dengan harga cukup mahal.
"Ada barang ada harga. Kenapa? Karena orang Eropa punya standar higenis dan kualitas yang mereka anggap penting," kata Nayoan saat berbicara dalam acara peluncuran kampanye 'Nikmati Warna-warni Eropa, Keunggulan Cita Rasa' beberapa waktu lalu.
Nayoan melanjutkan, orang Eropa sangat peduli dengan apa yang mereka makan dan apa dampak kesehatan dari konsumsi makanan tersebut. Belum lagi aspek keberlanjutan produk makanan Eropa yang sangat diperhatikan.
Setali tiga uang dengan Nayoan, chef terkemuka asal Indonesia, Degan Septoadji juga memiliki pandangan yang sama tentang produk makanan Eropa.
Chef Degan bercerita saat memasuki pendidikan kuliner dulu, ia sudah terbiasa dengan kualitas makanan Eropa.
"Kalau mau masak makanan asli Eropa, harus membuatnya dari bahan asal Eropa juga," kata Chef Degan dalam acara yang sama.
Beberapa keunggulan produk makanan dan minuman Eropa, kata Chef Degan, adalah masalah kebersihan dan keamanannya.
"Apalagi sekarang ini banyak konsumen yang memerhatikan higenis, sanitasi orisinalitas, asal usul dari mana dan keamanan. Selain itu proses membuat makanan di Eropa juga tercatat rapi. Sampai sapi bisa dicari balik bapak ibunya siapa, ini sangat bagus untuk konsumen," tambah Chef Degan.
Baca Juga: Reaksioner Negara Indonesia Terhadap Polemik Pertanian Tanah Air
Acara kampanye 'Nikmati Warna-warni Eropa, Keunggulan Cita Rasa' sendiri merupakan kampanye yang ditujukan untuk memperkenalkan dan mempromosikan berbagai produk makanan dan minuman Uni Eropa di pasar Indonesia.
Kepala Seksi Perdagangan dan Ekonomi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Marika Jakas mengatakan, umumnya masyarakat Eropa menjalankan budidaya dan menghasilkan makanan bukan demi uang semata.
Untuk itu, Uni Eropa membuat regulasi yang mendasari produk makanan dan minuman untuk menjamin keamanan makanan bagi konsumen.
"Ada semangat yang kuat, standar yang diterapkan, serta warisan budaya kuliner yang diapresiasi," pungkas Marika.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Kenali Ciri-Ciri Adidas Samba KW, Jangan Tergiur Harga Bersahabat!
-
Keajaiban Musim Gugur Colorado: Petualangan Kereta Api yang Memukau Hati!
-
Decluttering Mission 2025, Astra Motor Yogyakarta Ajak Anak SMK 'Beresin' Lemari Jadi Cuan
-
Inovasi Dunia Skincare: Tren Riasan dan Fokus pada Perawatan Pria
-
8 Cara Jitu Bedakan Sepatu Vans Asli dan KW, Jangan Sampai Ketipu!
-
Zulhas Sebut Udang Terpapar Radioaktif Masih Aman Dikonsumsi, Padahal Ini Bahayanya...
-
Onitsuka Tiger Made in Indonesia Apakah Ori? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Tepuk Sakinah Wajib atau Tidak? Simak Penjelasan Pihak KUA
-
Apa Itu Cesium-137? Zat Radioaktif yang Ditemukan di Udang Cikande
-
Intip Jumlah Kekayaan Dedi Mulyadi, Dapat Peringatan dari Prabowo saat Akad Massal KPR