Suara.com - Banyak dari kita makan apa saya yang tersedia atau bahkan makan apa saja yang kita inginkan. Padahal, tak semua makanan cocok bagi kebutuhan kita.
Dikatakan oleh AIFO Nutrisionis dan Dosen Poltekkes Kemenkes Jakarta II, Retno Ayu Widyastuti, ada yang namanya Bad Food dan Good Food.
Bad Food merujuk pada jenis-jenis makanan yang kurang sehat dan minim nurtrisi. Sementara Good Food adalah makanan kaya gizi.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai apa itu Good Food dan Bad Food.
Bad Food
Kata Retno, Bad Food identik dengan makanan yang kurang sehat seperti makanan yang mengandung tinggi gula, makanan yang digoreng, dibuat dari tepung, cepat saji, jeroan, dan sebagainya.
"Kita selalu mendengar Bad Food identik dengan makanan yang kurang sehat, yang di mana kalau kita makan, kita merasa bersalah, malu, dan merasa dietnya gagal," ungkapnya dalam acara Improving Your Eating Habits For A Healthier Life, Minggu (29/8/2021).
Good Food
Berbeda dari Bad Food, Good Food merupakan makanan yang identik mengandung tinggi gizi dan nutrisi serta baik untuk kesehatan. Mulai dari makanan yang mengandung vitamin C, protein, dan mikronutrien lainnya yang baik untuk tubuh.
"Jadi ini identik dengan makanan yang sehat, dan kalau kita konsumsi merasa kalau ‘Gue udah paling sehat nih dengan makan yang seperti ini’," ungkapnya.
Adapun makanan sehat yang bisa dikonsumsi adalah sayur-sayuran, buah-buahan, telur, susu, nasi merah, dan sebagainya.
Baca Juga: Makan Sehat dan Cegah Diabetes dengan Mengonsumsi Nasi Jagung
Kesimpulan
Walau ada perbedaan antara makanan Bad Food yang kurang sehat dan Good Food yang sehat, ia menegaskan bahwa tidak ada makanan yang jelek dan bagus.
"Semuanya itu tergantung kebutuhan badan kita. Jadi, makanan itu ya makanan aja. Kita seharusnya tidak memberikan label atau men-judge by the food," lanjutnya.
"Karena setiap orang itu punya kondisi dan kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi belum tentu orang mengonsumsi makanan yang sehat akan sehat buat diri kita. Sementara makanan yang dicap kurang sehat, itu mungkin bisa aman kita konsumsi," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Rahasia Wajah Awet Muda Ala Eropa: WonderFace, Teknologi Stimulasi Otot yang Akan Booming di 2026
-
Penantian Berakhir! 5 Zodiak Ini Diramal Akan Bertemu Jodoh dan Menikah di Tahun 2026
-
5 Krim Penghilang Flek Hitam yang Sudah BPOM: Dijamin Aman, Mulai Rp20 Ribuan!
-
4 Pilihan Parfum dengan Aroma Harum Elegan Seperti Pengantin Jawa
-
Liburan Sekolah Anti Bosan: Ada Wahana Se-Adrenalin Ini untuk Anak dan Orang Tua di Bogor!
-
7 Sepatu Lokal Paling Nyaman Selevel Nike Air Max Ori, Harga Mulai Rp300 Ribu
-
Apa Bedanya Hari Ibu di Indonesia dengan Mother's Day? Ternyata Begini Sejarahnya
-
3 Shio Paling Hoki pada Pekan Ketiga 15-21 Desember 2025, Kamu Termasuk?
-
5 Rekomendasi Powder Foundation untuk Menyamarkan Pori dan Flek Hitam
-
Jadwal Libur Akhir Tahun 2025 untuk Karyawan Swasta, Mulai Tanggal Berapa?