Suara.com - Sapto Djojokartiko dikenal sebagai desainer dengan deretan karya yang klasik dan elegan. Dalam rancangannya, desainer yang lahir di Solo, Jawa Tengah ini kerap menuangkan berbagai motif tentang kekayaan budaya dan sejarah Nusantara.
Lelaki lulusan sekolah mode ESMOD ini kerap menjadikan cerita rakyat, tarian, musik, hingga dan arsitektural sebagai sumber inspirasi untuk karya-karyanya. Tak heran sampai saat ini, ada beragam motif khas, yang begitu mencerminkan karyanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, kini sang desainer berupaya untuk mencatatkan motif-motif karyanya agar mendapatkan Perlindungan terhadap Kekayaan Intelektual (KI), dalam hal ini dalam bentuk perlindungan Hak Cipta.
Hal tersebut ditempuh sebagai bagian dari tanggung jawab Sapto Djojokartiko kepada pengrajin, karyawan yang bekerja untuknya dan juga untuk pelanggan yang sudah mengapresiasi karya-karyanya selama ini.
"Semakin kesini, brand kami sudah semakin dikenali dari sisi estetika dan juga visualnya. Tentunya itu adalah hasil yang tidak terjadi dalam satu malam. Dalam proses mendesain, saya banyak bekerja dengan pengrajin, penjahit dan desainer in house kami yang kerap berinovasi untuk mewujudkan visi kami bersama," ungkapnya dalam temu media hari ini, Rabu (22/12/2021).
Di sisi lain, ada pelanggan setia yang selalu datang mengapresiasi hasil kerja keras dirinya dan tim, yang mau membeli dan juga membagikan foto-foto mereka mengenakan busana yang ia desain.
Hal tersebut tentunya sangat membanggakan, karena merupakan menjadi apresiasi yang tulus dan dukungan luar biasa yang bisa memotivasinya menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi dari hati.
Sebagai brand, lanjut dia memperjuangkan hak cipta adalah bentuk hak dan kewajiban akan karya yang sudah dihasilkan. Sapto pun ingin memastikan bahwa kepuasan konsumen dan kepercayaan yang telah diberikan dapat dipertanggungjawabkan.
Setidaknya, ada lima motif yang kini telah didaftarkan Sapto untuk mendapatkan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Motif-motif tersebut dikenal dengan sebutan Saptojo Candi, Saptojo Melati Sangkar, Saptojo Penara, Saptojo Penara Yayi dan Saptojo Chinoiserie.
Baca Juga: Desainer Anne Avantie Jadi Tokoh Pertama Asal Indonesia yang Dijadikan Figur Boneka Barbie
Motif Saptojo Candi contohnya, dikembangkan oleh tim Sapto Djojokartiko dengan mengambil inspirasi dari bentuk kokoh struktur candi yang dibangun di masa-masa kejayaan Kerajaan Budha di masa lalu di Indonesia. Oleh karena itu motif tersebut menonjolkan banyak garis-garis tegas dan motif geometri.
Lain halnya dengan motif Saptojo Chinoiserie yang menampilkan motif-motif dengan unsur oriental yang lebih organik dan menggunakan garis-garis halus dengan sentuhan feminin.
"Sedangkan Penara Yayi, itu artinya kecil atau adik. Adiknya Penara (alat batik cap Jawa). Ini salah satu lanjutan dari Penara-penara sebelumnya. Sementara Melati Sangkar, idenya dari kembang melati yang sudah rontok-rontok itu ya, kan bagus. Biasanya ada di semacam keranjang bambu. Jadi dibikin seolah-seolah bunga di atas anyaman atau sangkar," jelasnya.
Semua motif yang dikembangkan dan menjadi unsur khas dari karya-karya Sapto Djojokartiko yang merupakan hasil dari proses panjang pengembangan ide yang terinspirasi dari motif-motif klasik dari Indonesia dan juga negara-negara Asia lainnya.
Berita Terkait
-
Kejutan Besar! Tex Saverio Pindah Haluan dari Gaun Couture ke Perhiasan Mewah, Ini Koleksi Debutnya
-
Bukan Sekadar Pajangan: Mengintip 'Galeri Seni Mini' Terbaru Pop Mart di Grand Indonesia
-
5 Tablet Murah Favorit Para Desainer, Desain di Canva 'Sat-set' dan Praktis
-
Ivan Gunawan Bahas Kunci Rahasia Rezeki Lancar: Jangan Pernah Nipu Orang
-
Biodata dan Profil Rinaldy Yunardi: Jenius Perancang Mahkota Kylie Jenner
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terkini
-
8 Cara Membedakan Moisturizer La Roche-Posay Cicaplast Baume B5+ Asli dan Palsu
-
24 Desember 2025 Apakah Libur? Simak Tanggal Merah dan Long Weekend Natal
-
Pameran Fotografi Cetak Tua Aphic Week 2025 Kembali Digelar Mahasiswa ISI Yogyakarta
-
Murah tapi Mewah, 6 Skincare Lokal Mengandung Kolagen di Bawah Rp100 Ribu
-
Cari Lipstik Tahan 24 Jam? Cek 5 Pilihan yang Worth It Dicoba, Mulai Rp60 Ribuan Saja
-
Profil Iin Mutmainnah, Perempuan Pertama yang Jadi Wali Kota Jakarta Barat
-
Lewat 'Kebun Mama', Ratusan Perempuan Komunitas di NTT Gerakkan Ketahanan Pangan Lokal
-
Bye-Bye Kerutan, 5 Rekomendasi Eye Cream Kolagen untuk Wanita Usia 50-an
-
Cara Membuat Kartu Keluarga Baru Secara Online Gratis Tanpa Biaya Tambahan
-
Cek Ramalan Zodiak Paling Beruntung 18 Desember 2025, Siap-Siap Terima Kabar Baik!