Suara.com - Pengetahuan tentang literasi digital harus dimiliki oleh setiap kelompok masyarakat, tak terkecuali siswa pesantren.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.
"Kita tahu bahwa evolusi 4.0 ini memang tidak bisa kita hindari. Kita sudah berada di tengah-tengah dunia global yang diantaranya adalah dunia digital. Dunia digital ini harus kita kuasai. Maka, ada dua pilihan di dalam dunia digital ini. Apakah kita bisa mempengaruhi atau dipengaruhi. Untuk itu, kita perlu tahu edukasi tentang kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan diantaranya ada keamanan digital. Kita bisa mengakses banyak pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan dan mempersiapkan diri untuk perubahan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Makin cepat beradaptasi, makin banyak peluang kesuksesannya,” jelas Rektor IDIA Al-Amien Prenduan, Muhtadi Abdul Mun’im, dalam keterangan yang diterima Suara.com.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan literasi digital mahasantri/wati agar bijak dan bertanggungjawab menggunakan internet. Kegiatan hari ini adalah pembuka kegiatan Seminar Literasi Digital Pesantren 2022 yang dilaksanakan secara daring dan luring, berdurasi 3 jam, selama 5 hari (15, 19, 21, dan 23 Juli 2022) di pesantren-pesantren Kab. Sumenep, Jawa Timur.
Seminar Literasi Digital Pesantren juga dihadiri oleh Irwan Sujatmiko selaku Staff Dinas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kab.Sumenep, Rofiatur Rofiah, selaku influencer dan praktisi literasi digital, dan Andilala selaku praktisi literasi digital, sebagai narasumber yang membahas tentang etika digital, keamanan digital dan budaya digital.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tiga sesi materi literasi digital secara paralel oleh tiga orang narasumber. Tiga sesi tersebut membahas tentang bijak berinternet, perilaku di media sosial, dan aktualisasi budaya digital.
Sesi pertama yang dipaparkan oleh Irwan Sujatmiko, Diskominfo Kab. Sumenep, memaparkan tentang bijak berinternet yaitu 5 hal penting untuk bijak dalam berinternet seperti jangan terlalu mudah percaya pada informasi yang diterima, menjaga etika dalam bermedia sosial, menyaring informasi yang akan dibagikan, hati-hati dalam memberikan informasi atau data pribadi di internet dan menggunakan media sosial sebagai sarana dalam mengekspresikan karya.
“Jadi gunakan media sosial untuk menunjukan potensi kalian. Banyak perusahaan yang menyeleksi lewat jejak digital, bagaimana interaksi di media dan beretika atau tidaknya saat menggunakan media sosial dari hal tersebut sebaiknya kita harus selalu menjaga perilaku di media sosial,” tambah Staff Dinas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kab.Sumenep, Irwan Sujatmiko.
Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Rofiatul Rofiah selaku influencer dan praktisi literasi digital, yang memaparkan materi perilaku di media sosial.
Baca Juga: Ratusan Anggota Polisi Disiagakan Amankan Sidang Perdana Mas Bechi
“Digital era, your behavior is your health, kesopanan lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan. Behavior orang yang main sosial media itu semua tergantung pada penggunanya. Behavior itulah yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Sejauh apapun kita mempunya berbagai macam sosial, kita harus beretika. Karena fungsi etika adalah untuk menghindari, menyakiti perasaan orang lain. Selain itu, pentingnya etika bermedia sosial adalah untuk menghindari kesalahpahaman di media sosial dan etika ada untuk menghindari dari konflik,” ujar Rofiatul Rofiah.
Berita Terkait
-
Literasi Digital Minim, Demokrasi Jadi Korban Disinformasi
-
Kalau Kamu Memaknai Literasi Hanya dengan Membaca Buku, Kamu Masih Keliru!
-
Literasi Digital Jadi Kunci! Cara Aman Nikmati Ledakan Ekonomi Digital Indonesia
-
Jas Merah dan Jas Hijau, Simbol Perjuangan Pesantren Rebut serta Pertahankan Kemerdekaan
-
Roblox dan Budaya Panik Moral: Apakah Kita Terlalu Cepat Menghakimi?
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Line Up Terbaru Pestapora Hari Ini 7 September, Usai 34 Musisi Umumkan Mundur
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
Terkini
-
Pendidikan Laras Faizati Khairunnisa: Dijadikan Tersangka Penghasutan Tanpa Klarifikasi
-
5 Waktu Terbaik Minum Air Kelapa, Ini Fakta yang Jarang Diketahui!
-
5 Tanaman Pengusir Cicak di Rumah, Aman dan Mudah Ditanam!
-
Gak Perlu Ngopi, Cukup Semprot! 5 Parfum Aroma Kopi Ini Bikin Fokus Seharian
-
7 Rekomendasi Sunscreen yang Water Based untuk Kulit Kering, Langsung Meresap Tanpa Lengket
-
5 Rekomendasi Sunscreen Buat Olahraga: Tekstur Ringan dan Bebas Whitecast
-
Duduk Perkara Banyak Band Cabut dari PestaPora karena Freeport: Tuai Kecewa Hingga Putus Kerjasama
-
Disponsori Freeport, Berapa Harga Tiket Pestapora?
-
Profil Kiki Ucup Promotor Pestapora: 'Dicampakkan' Band Gegara Sponsor PT Freeport
-
Sosok Eko Purnomo: Dikira Penjarah Rumah Sahroni, Ternyata Seniman Mendunia