Suara.com - Lasik yang merupakan Tindakan Laser Vision Correction (LVC) untuk membebaskan mata dari belenggu kacamata dan softlens ini sudah menjadi gaya hidup di sebagian besar masyarakat Indonesia. Mereka yang ingin melakukan aktivitas tanpa hambatan, memilih Lasik sebagai solusi.
Seiring berkembangnya tren gaya hidup di tengah masyarakat ini, maka semakin banyak dibutuhkan tenaga Dokter Spesialis Mata yang berkompeten di bidang Lasik. Tak heran bila beberapa pusat Lasik atau klinik mata membuka “Lasik Course” sebagai pusat edukasi para spesialis mata untuk mendukung perkembangan ini, seperti yang dilakukan National Eye Center (NEC) Surabaya.
Berpengalaman dalam bidang wetlab terkait Kesehatan mata bersama Eyelink Group, seperti Wetlab Katarak terkait Operasi Katarak Phacoemulsification, Program National Eye Center (NEC) mampu menarik perhatian dokter spesialis mata dari berbagai daerah.
Terlihat ada 12 dokter spesialis mata yang berasal dari Surabaya, Cirebon, hingga Riau mengikuti “Lasik Course” di Klinik Mata, yang berlokasi di Jl. Dharma Husada Indah Utara No. 41 Blok U-122 (Depan Kampus C UNAIR). Mereka mengikuti kegiatan Lasik Course selama 2 hari, Sabtu (23/7/2022) hingga Minggu (24/7/2022) dengan berbagai edukasi secara teori hingga praktik Lasik dengan lensa dari mata babi.
“Seperti data Pusdatin Kemenkes ya, kalau penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia adalah gangguan refraksi yaitu mata minus, silinder yang tidak tertangani, sebesar 48,99%,” sebut Penanggung Jawab Lasik Course National Eye Center (NEC) Surabaya, dr. Nuke Erlina Mayasari, SpM.
Fakta di Indonesia juga menunjukkan, bahwa angka kelainan refraksi (mata minus, silinder) di Indonesia, mencakup 20.7% dari seluruh penyebab kebutaan dan 25% dari seluruh penyebab gangguan penglihatan sedang. Tak heran bila banyak penderita Kelainan Reraksi (mata minus, silinder) yang ingin “sembuh” dengan Tindakan Lasik.
“Kita lihat tren Lasik ini meningkat, dan terbukti memberikan kualits penglihatan yang lebih baik, sehingga masyarakat banyak yang ingin bebas dari kacamata dan softlens dari Lasik ini,” lanjutnya.
Semakin banyak masyarakat yang membutuhkan dan minat terhadap Tindakan Lasik, maka semakin banyak pula dibutuhkan tenaga Kesehatan yang berkompeten di bidang Lasik. Karena itu, para peserta “Lasik Course” NEC ini membutuhkan edukasi & wetlab untuk upgrade pengetahuan & kemampuan dalam penanganan Kelainan Refraksi.
Para dokter mata ini mendapat belasan materi yang spesifik tentang Lasik dari para pemateri kompeten di bidangnya. Menariknya, setiap peserta dokter mata mendapat pengarahan dan didampingi langsung oleh 1 dokter mata pembimbing.
Baca Juga: Sebelum Menjalani Prosedur Lasik Mata, Ketahui Dulu Manfaat, Prosedur, dan Risikonya
“Wetlab “Lasik Course” NEC ini menggunakan teknologi LVC tercanggih, yaitu femtosecond laser, dan ke depannya akan kami lakukan rutin,” tuturnya.
Dijelaskan dr. Nuke, tujuan dari Lasik Course yang terselenggara atas dukungan Zeiss, Sanbe, Cendo, Ophtalindo, PT. Medeq, Berjaya Mandarin, Surya Tama Medika, dan Karya Duta ini adalah untuk memperbanyak dokter-dokter spesialis mata berkompeten di bidangnya, khususnya dalam ketepatan pemeriksaan dan perencanaan tata laksana pasien Lasik.
Selain itu diharapkan, para peserta dokter mata dapat update pengetahuan mengenai langkah demi langkah dalam melakukan Femto Lasik hingga studi kasus pada Lasik.
Sementara itu, salah satu peserta dr. Fatahillah Malik, SpM dari Cirebon, mengaku sangat antusias mengikuti Lasik Course, untuk upgrade info & skill tentang Laser Vision Correction. Bahkan di National Eye Center, dirinya mengaku mendapat materi-materi baru dari para pemateri yang berpengalaman.
"Harapannya kegiatan seperti ini bisa intens dilakukan agar bisa memperbanyak dokter-dokter mata berkompeten di bidang Refraktif Surgery, dan mengimbangi kebutuhan masyarakat yang ingin memiliki kualitas penglihatan lebih baik dan bebas dari kacamata serta softlens," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Masyarakat Makin Sukai Gaya Hidup Sehat, Terjadi Peningkatan Permintaan Konsumen pada Produk Kesehatan
-
Orang Jepang Punya Harapan Hidup Terpanjang, Gaya Hidup Ini Jadi Alasannya
-
Ingin Hidup Damai? Hindari 5 Hal yang Dapat Mengganggu Ketenangan Hidup
-
Menurut Survei: Konsumen di Indonesia Sadar Pentingnya Kelestarian Lingkungan
-
7 Hal yang Harus Kamu Lakukan saat Menginjak Usia 25 Tahun
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Sensasi Ngopi Ekstrem di Gelas -86 Derajat: Pahit, Creamy, dan Lembut dalam Satu Tegukan
-
Kalender Jawa 29 Oktober 2025: Weton Rabu Wage, di Antara Sial dan Berkah Menurut Primbon
-
Kelezatan Kuliner Jawa Timur, Ini 5 Hidangan Terbaik yang Tak Boleh Terlewatkan
-
Ashanty Pakai LED Face Mask di Rutinitas Skincare Pagi, Apa Manfaatnya?
-
Fakta-fakta Pakaian Bekas Impor: Dari Mana Asal Negara Baju Thrifting?
-
7 Rekomendasi Day Cream dengan SPF: Melembapkan dan Lindungi Kulit dari Munculnya Flek Hitam
-
4 Shio Paling Beruntung Besok 29 Oktober 2025, Siapa Saja yang Hoki?
-
Urutan Skincare Scarlett untuk Atasi Flek Hitam dari Pagi hingga Malam
-
Cuaca Ekstrem Mengancam Kulit? Ini 4 Rahasia Perawatan Wajah
-
Pabrik Aqua Disidak KDM: Dituduh Penyebab Banjir, Padahal Dulu Dapat Penghargaan Ridwan Kami