Suara.com - Kepedulian terhadap lingkungan bukan hanya tugas orang dewasa, tapi sebisa mungkin harus sudah ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Memberikan edukasi lingkungan, akan membuat anak tumbuh menjadi individu yang peduli dan cinta bumi.
Dikatakan Direktur Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jo Kumala Dewi dalam kick off Gerakan Nusantara 2022 secara daring, Kamis (4/8/2022), edukasi lingkungan yang dilakukan sejak dini, disadari atau tidak, akan mengubah gaya hidup, pola konsumsi, serta perilaku manusia yang lebih peduli terhadap keberlanjutan bumi.
Oleh sebab itu, pihaknya terus mendorong Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Jo menilai bahwa gerakan tersebut juga akan berdampak positif terhadap lingkungan sekitar, tidak hanya terbatas pada peserta didik.
“Menjadi bagian dari gerakan peduli berbudaya lingkungan di sekolah tentunya telah menunjukkan aksi nyata dalam penanaman sikap peduli lingkungan dan peningkatan kualitas lingkungan,” kata Jo, seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, dunia bahkan Indonesia akan menghadapi perkembangan populasi generasi muda atau bonus demografi pada dekade ini. Mengingat hal tersebut, Jo mencatat pentingnya untuk menyiapkan generasi penerus yang sehat, sehingga dapat menjadi pionir kepedulian lingkungan hidup di masa mendatang.
“Melalui proses edukasi memang tidak mudah, tidak semudah kita membalik telapak tangan. Perlu proses dan perlu kesabaran karena hasilnya juga tidak kasat mata, tapi harus dimulai sejak usia dini,” ujarnya.
Menurut Jo, menumbuhkan rasa cinta kepada alam dan memahami esensi alam merupakan bagian dari proses edukasi. Lebih lanjut, ia mengatakan gaya hidup ramah lingkungan juga dapat diperkenalkan dan dilakukan sedini mungkin.
“Kalau saya selalu dengan 3M sedini mungkin, dimulai dari sekarang, mulai dari hal yang kecil dan mulai dari diri kita sendiri,” ujarnya.
Langkah-langkah kecil tersebut, lanjut Jo, dapat dimulai dari kebiasaan menanam tumbuhan di pekarangan rumah dan sekolah, membuang dan memilah sampah, mengurangi sampah termasuk sampah plastik, serta menggunakan kembali dan mendaur ulang barang-barang yang dapat dipakai.
“Karena anak-anak yang terdidik inilah yang menjadi sasaran empuk dan sasaran yang tepat sekali untuk diberikan pemahaman untuk mengubah perilaku,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Apa Itu Cesium-137? Zat Radioaktif yang Ditemukan di Udang Cikande
-
Intip Jumlah Kekayaan Dedi Mulyadi, Dapat Peringatan dari Prabowo saat Akad Massal KPR
-
Kahiyang Ayu Lulusan Apa? Gerak-gerik hingga Isi Pidatonya Jadi Sorotan
-
5 Fakta Terciduknya Keluarga Mafia Judi: 16 Anggota Divonis Mati
-
Ayah Ojak Ditegur karena Pakai Emas, Ini Perhiasan yang Boleh Dipakai Laki-Laki Menurut Islam
-
Tanamkan Cinta Laut Sejak Dini, Ajak Anak Belajar Jaga Ekosistem Lewat Kegiatan Sederhana
-
7 Rekomendasi Skincare Malam Terbaik dan Aman untuk Usia 40 Tahun
-
6 Urutan Skincare Malam untuk Menghilangkan Flek Hitam, Kulit Auto Glowing dan Cerah
-
Adu Pendidikan Deddy Corbuzier vs Sabrina Chairunnisa: Sama-Sama Mentereng, Rumah Tangga Retak?
-
Publik Soroti Ponpes Ambruk Renggut Nyawa: Kelalaian Pembangunan atau Takdir?