Suara.com - Selama ini, kita mengenal Jepang sebagai salah satu negara yang bersih, yang rasanya sulit menemukan sampah di jalanan. Tapi faktanya, Jepang menghasilkan sampah cangkir kopi sekali pakai dengan jumlah yang sangat besar, yaitu 369,5 juta pada tahun 2020. Itu kira-kira setara dengan satu juta sampah cangkir kopi sekali pakai dalam sehari.
Angka-angka tersebut diungkapkan dalam sebuah studi baru-baru ini oleh Greenpeace Jepang, sebuah kelompok konservasi lingkungan yang menghadapi masalah lingkungan global.
Dilansir dari Timeout, studi ini mensurvei penggunaan cangkir kopi sekali pakai di sembilan kedai kopi utama di Jepang, yaitu Starbucks Coffee Japan, Tully's Coffee, Pronto, Doutor, Caffe Veloce, Excelsior Caffe, Ueshima Coffee House, Cafe de Crie, dan Komeda's Coffee.
Nah, untuk membantu Anda membayangkan sebanyak apa 369.500.000 cangkir kopi sekali pakai, menurut laporan itu, jumlah besar ini akan memiliki berat lebih dari 2.808 ton, dan setara dengan sekitar 60.000 Tokyo Skytrees jika cangkir tersebut ditumpuk.
Gelas plastik dan kertas sekali pakai tidak hanya mencemari jalan-jalan kota dan laut, tetapi juga sulit untuk didaur ulang, yang berarti sebagian besar hanya akan dibakar setelah dipakai satu kali.
Untuk membantu mengatasi masalah ini, Greenpeace Jepang telah membuat petisi online untuk meminta kepada tiga kedai kopi utama – Starbucks, Tully's Coffee, dan Pronto – untuk menyajikan kopi dengan cara ramah lingkungan, sehingga akan mengurangi pemakaian cangkir sekali pakai.
Petisi tersebut menyajikan tiga permintaan utama: memahami jumlah limbah yang dihasilkan dan menetapkan target pengurangan limbah yang realistis, menggunakan mug dan gelas di toko, dan mendorong lebih banyak orang untuk membawa cangkir mereka sendiri untuk minuman yang dibawa pulang atau memperkenalkan cangkir yang dapat digunakan kembali.
Menurut penelitian, jika kesembilan kedai di atas mulai menyajikan minuman dalam cangkir dan gelas yang dapat digunakan kembali, hal itu berpotensi mengurangi jumlah cangkir sekali pakai yang digunakan per tahun menjadi 158,6 juta saja.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
6 Rekomendasi Moisturizer SKIN1004, No 3 untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an
-
Aplikasi Buy Now Paylater untuk Produktivitas: Bukan Sekadar Gaya Hidup
-
Beda Skincare Dermatology Tested vs Dermatology Approved, Mana yang Harus Dipilih?
-
Mau Sewakan Mobil Pribadi saat Liburan? Pastikan Hal Ini Agar Kendaraan Tetap Terlindungi
-
6 Shio Diprediksi Banjir Rezeki pada 27 Desember 2025: Lepas Beban, Uang Datang Bak Teman
-
5 Sepatu Lokal untuk Trail Running yang Lebih Murah dari Salomon Genesis
-
5 Two Way Cake untuk Kulit Kering, Kunci Makeup Flawless dan Anti Cakey
-
17 Promo Akhir Tahun 2025 yang Sayang Dilewatkan, Belanja Serba Hemat!
-
5 Brand Besar Cuci Gudang: Serbu Diskon Akhir Tahun di Hush Puppies hingga H&M
-
5 Parfum Unisex untuk yang Mudah Berkeringat, Anti Apek Mulai Rp20 Ribuan