Suara.com - Jelang hari pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang telah menghitung hari, kedua keluarga tampak mulai menjalani gladi bersih untuk kelancaran prosesi menjelang pernikahan.
Pernikahan adat Jawa memang dikenal memiliki banyak prosesi yang harus diikuti oleh kedua calon pengantin dan juga keluarga karena dinilai penting dan memiliki makna mendalam.
Gladi bersih yang tampak dilakukan oleh keluarga Erina pada Rabu (7/12/2022) sendiri terdiri dari upacara majang tarup berupa pemasangan bleketepe, upacara cethik geni adhang sepisanan, hingga prosesi siraman.
Rencananya seluruh rangkaian prosesi ini akan digelar pada Jumat (9/12/2022 mendatang atau sehari sebelum prosesi akad nikah keduanya. Untuk mengetahui, apa saja makna dari sederet prosesi yang dilakukan keluarga mempelai perempuan jelang menikah, berikut daftarnya.
1. Pemasangan Bleketepe
Gladi bersih dibuka dengan peragaan adegan pertama prosesi, yakni upacara majang tarup atau menghias tarup. Upacara itu diikuti oleh saudara kandung Erina yang akan memasang bleketepe beserta padi dan sajen bucalan di tempat yang telah disediakan.
Pemasangan bleketepe dalam prosesi pernikahan merupakan tradisi orang Jawa yang bertujuan untuk mencari keselamatan dan menolak sebuah keburukan (tolak balak).
Bleketepe adalah daun kelapa yang masih hijau dan dianyam dengan ukuran rata-rata 50 cm x 200 cm. Anyaman daun kelapa ini digunakan sebagai atap atau peneduh saat resepsi pernikahan.
Bleketepe ini diletakkan di atas genting rumah pengantin perempuan dan dilakukan oleh orang tua pengantin, yaitu ayah dari calon mempelai perempuan. Dalam hal ini, Allen Gudono lah yang memasang terlihat bleketepe.
2. Cethik Geni Adhang Sepisanan
Adegan dilanjutkan dengan peragaan prosesi kedua, yakni cethik geni adhang sepisanan dengan makna simbolis sebagai penanda hajatan pernikahan anak perempuan yang pertama kali.
Prosesi tersebut dilakukan dengan melakukan adhang yang berarti menanak nasi. Untuk prosesi ini, ibu Erina dibantu Allen menanak nasi dengan dimulai dari mengambil beras, mencucinya, hingga menanak nasi menggunakan tungku.
Konon, dahulu membuat api memang tidak semudah sekarang. Dengan memakai batu api yang dipercik-percikan dengan batu lain di atas serutan kayu kering (tatal/Jawa) atau daun kering di dapur dengan peralatan yang tradisional juga seperti dandang, kukusan dan tepas (kipas bambu). Benturan antara batu api dengan batu lain akan menghasilkan percikan api yang menyambar dan membakarnya.
Ritual ini memiliki makna orangtua bersama-sama memikul tanggung jawab.
3. Ngracik Tirto Perwitasari
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Sehari Harus Pakai Sunscreen Berapa Kali? Ini Saran dari Dokter agar Perlindungan Maksimal
-
5 Rekomendasi Jas Hujan Anti Bocor, Awet dan Praktis untuk Hijabers
-
8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
-
Jejak Erupsi Gunung Semeru Sejak 1818, Letusan Terbaru Tahan 178 Pendaki di Ranu Kumbolo
-
4 Zodiak Paling Beruntung Hari Ini 20 November 2025, Hoki Maksimal!
-
"Find Joy in the Slow": Filosofi Kopi Titik Koma yang Memikat di Panggung Internasional Bangkok
-
Macam-Macam Arti Warna dalam Mimpi Menurut Ahli, Mana yang Pernah Kamu Alami?
-
CPNS 2026 Kapan Dibuka? Ini Prediksi Jadwal, Alur Seleksi, dan Formasi untuk Lulusan SMA
-
Sejarah dan Makna Hari Anak Sedunia, Diperingati Setiap 20 November
-
'Meditasi Mata Air', Perempuan Wonosobo Tanam 1.000 Kopi untuk Kelestarian DAS Bodri