Suara.com - Sebanyak 1200 orang dari 31 negara belum lama ini menghadiri konferensi yang membahas hal-hal terkait antara budaya Asia Tenggara dan lingkungan, ekologi, dan keanekaragaman hayatinya.
Konferensi bertajuk Climate Futures #1: Cultures, Climate Crisis, and Disappearing Ecologies itu diadakan oleh ASEAN Foundation bermitra dengan Nanyang Technological University Center for Contemporary Art Singapore (NTU CCA).
Dalam keteranganya, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Dr. Yang Mee Eng, mengatakan bahwa Pertemuan Climate Futures #1: Cultures, Climate Crisis and Disappearing Ecologies diadakan dengan tujuan untuk mempelajari, mendokumentasikan, dan menganalisa dampak kolonialisme terhadap budaya dan keterkaitannya dengan krisis iklim saat ini.
Secara lebih terperinci, konferensi ini juga memiliki tujuan utama untuk memperlakukan pengetahuan lokal asli dan perspektif budaya sama seperti ilmu pasti yang berasal dari penelitian konvensional, agar dapat menumbuhkan hubungan pertukaran pengetahuan jangka panjang.
"Proyek ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih luas tentang warisan paska kolonial dan tantangan yang dibawanya hingga saat ini, sambil membangun jaringan internasional yang kuat dan mengidentifikasi metodologi yang berpotensi untuk membawa sebuah perubahan yang bersifat positif," kata dia.
Hal ini merupakan sebuah kesempatan untuk memulai wacana penting yang tertanam di kawasan ASEAN, dan melibatkan seluruh peserta untuk dapat bergabung bersama entitas dan mitra lain, menjadi multi-vokal dan multi-lokal.
"Menurut International Monetary Fund, negara-negara berkembang mewakili 85 persen dari populasi dunia dan menghadapi beban tantangan sosial dan lingkungan global. ASEAN termasuk yang mewakili sebagian besarnya, untuk itu pembicara yang hadir di konferensi merupakan perwakilan dari negara-negara ASEAN dengan pengalaman langsung dari tantangan yang dihadapi. Selama konferensi berlangsung kami berharap dapat mengeksplorasi bersama kemungkinan masa depan yang lebih baik di luar krisis iklim saat ini," kata dia.
Konferensi yang berlangsung terdiri dari diskusi tentang pendekatan alternatif untuk studi regional yang berfokus pada urgensi seperti kenaikan permukaan laut dan suhu serta dampaknya terhadap sumber daya alam di wilayah tersebut. Diskusi juga akan berfokus secara khusus terhadap pembahasan sumber daya alam di area Sungai Mekong dan Delta (Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, Vietnam) dan aliran sungainya ke Indonesia, Malaysia dan Filipina serta Selat Malaka yang memainkan peran penting dalam pembagian wilayah sejarah.
Pendekatan holistik dari Climate Futures #1: Cultures, Climate Crisis, and Disappearing Ecologies adalah untuk merangsang diskusi antara seniman, desainer interior dan arsitek, ilmuwan, pemerhati lingkungan, serta suara lokal dan pembuat kebijakan. Melalui acara ini, kami berupaya menjangkau publik yang lebih luas termasuk para cendekiawan muda dan praktisi seni, serta tokoh masyarakat dari kawasan ASEAN.
Baca Juga: Mengenal Festival Pamenan Anak Nagari, Jalan Menghidupkan Kembali Identitas Budaya Minangkabau
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
5 Sepatu dengan Desain Klasik dan Timeless, Nyaman Maksimal untuk Jalan Kaki
-
5 Bentuk Kacamata yang Cocok untuk Wajah Bulat, Bikin Lebih Tirus dan Tegas
-
Cuma Rp25 Ribuan, 7 Pilihan Lipstik Purbasari untuk Usia 40 Tahun dengan Kulit Sawo Matang
-
Pure Paw Paw untuk Apa Saja? Lebih dari Sekadar Pelembap Bibir, Ini 7 Manfaat Ajaibnya
-
6 Produk Anti Aging Sariayu agar Kulit Kencang dan Cerah, Cocok untuk 40 Tahun ke Atas
-
Urutan 12 Zodiak Paling Rawan Selingkuh, Siapa yang Hobi Permainkan Hati?
-
Apakah Tinted Sunscreen Bisa Memudarkan Flek Hitam? Cek 5 Pilihan yang Murah dan Bagus
-
Sosok Zohran Mamdani, Wali Kota Termuda dan Muslim Pertama dalam Sejarah New York
-
5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
-
Profil dan Pendidikan Gusti Purbaya, Kukuhkan Diri sebagai Raja Baru Keraton Solo di Usia 22 Tahun