Suara.com - Belakangan gaya hidup mewah pejabat sedang jadi sorotan. Fenomena ini tak lepas dari pengamatan Komika Bintang Emon membuat parodi anak pejabat yang 'sakau' pamer barang mewah dan bermerek. Ilmu psikologi pun mengungkap alasan orang suka pamer barang mewah. Apa tuh?
Adapun konten ini dibuat Bintang Emon ini dibuat lantaran banyak keluarga dan anak-anak pejabat yang menyembunyikan akun media sosialnya, karena mengunggah beberapa potret OOTD mengenakan brand mewah keluaran luar negeri.
Termasuk baru-baru ini, anak Kepala Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau DJBC Makassar Andhi Pramono yakni Atasya Yasmine yang mengenakan outfit total Rp 25,5 juta.
"Pa, sampai kapan pa kita harus tahan pamer. Ah, aku nggak suka selevel dengan orang biasa. Pakai power bapak juga nggak bisa, pamer barang branded juga belom boleh. Apa value gue sebagai manusia, nggak ada," ungkap Bintang Emon di akun Instagramnya, dengan akting mimik memelas dilihat suara.com, Jumat (10/3/2023).
Lantas, penasaran nggak sih orang suka pamer barang mewah?
1. Tampil Lebih Menarik
Sementara itu mengutip Cnet, penelitian Sage Journals di 2018 menunjukan nyaris 66 persen peserta berpikiran menunjukan kekayaan di media sosial akan membuat mereka lebih menarik di mata hadapan para calon rekannya.
2. Tunjukkan Versi Terbaik Diri
Apalagi menurut Ilmuwan Sosial dan Kandidat Doktor Columbia Business School, Erica Bailey mengatakan umumnya orang akan menampilkan versi terbaik diri mereka sesuai keinginan masyarakat. Tapi apa yang ditampilkan tidak melulu kekayaan, tapi itulah yang paling banyak.
Baca Juga: Satu Per Satu Perusahaan BUMN Larang Pegawai dan Keluarga Tampilkan Kemewahan di Medsos!
3. Menunjukkan Kelas Sosial
Sementara itu menurut Daily Sun, saat orang-orang kaya berpesta dan memamerkan pakaian mahal serta gaya hidup mewah, orang miskin juga jadi tidak ingin orang lain tahu bahwa mereka tidak mampu. Inilah yang akhirnya membuat mereka terbiasa melakukannya, sehingga kebiasaan pamer bukan hanya bagi diri sendiri tapi juga masyarakat.
4. Promosi
Menurut Psychology Today, pamer dianggap sebagai salah satu cara mempromosikan diri sendiri. Mereka juga akann dianggap kredibel, apalagi ada anggapan dengan pamer kekayaan orang tersebut dianggap sosok yang penting.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Kenali Ciri-Ciri Adidas Samba KW, Jangan Tergiur Harga Bersahabat!
-
Keajaiban Musim Gugur Colorado: Petualangan Kereta Api yang Memukau Hati!
-
Decluttering Mission 2025, Astra Motor Yogyakarta Ajak Anak SMK 'Beresin' Lemari Jadi Cuan
-
Inovasi Dunia Skincare: Tren Riasan dan Fokus pada Perawatan Pria
-
8 Cara Jitu Bedakan Sepatu Vans Asli dan KW, Jangan Sampai Ketipu!
-
Zulhas Sebut Udang Terpapar Radioaktif Masih Aman Dikonsumsi, Padahal Ini Bahayanya...
-
Onitsuka Tiger Made in Indonesia Apakah Ori? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Tepuk Sakinah Wajib atau Tidak? Simak Penjelasan Pihak KUA
-
Apa Itu Cesium-137? Zat Radioaktif yang Ditemukan di Udang Cikande
-
Intip Jumlah Kekayaan Dedi Mulyadi, Dapat Peringatan dari Prabowo saat Akad Massal KPR