Suara.com - Banyak orang menganggap seks berarti memuaskan hasrat lelaki, karena lebih sering mengajak berhubungan badan lebih dulu. Pertanyaannya, kenapa ya perempuan jarang minta berhubungan seks lebih dulu?
Seksolog dr. Haekal Anshari mengatakan karena budaya patriarki maka beredar anggapan bahwa hanya lelaki yang berhak dominan di atas ranjang. Padahal tidak semua perempuan pasif, karena ada juga yang aktif mengajak berhubungan seks.
"Bahkan, gairah seksual laki-laki dan perempuan kadarnya bisa sama, hanya cara mengekspresikannya yang berbeda," ungkap dr. Haekal melalui konten edukasi di Instagram, dikutip suara.com, Selasa (9/5/2023).
Berikut ini alasan mengapa perempuan jarang minta berhubungan seks lebih dulu menurut dr. Haekal.
1. Melibatkan Emosi
Dibanding lelaki yang mengedepankan apa yang dirasakan pada fisiknya, perempuan cenderung melibatkan emosi untuk memutuskan berhubungan seksual.
Banyak hal yang dipertimbangan, termasuk dari sisi emosional yang membuat perempuan semakin enggan atau jarang meminta berhubungan seks lebih dulu.
2. Butuh Foreplay
Dibanding lelaki yang mudah terangsang karena anatomi tubuh atau posisi kelamin berada di luar sehingga mudah terangsang. Berbeda dengan alat kelamin perempuan yang berada di dalam, sehingga lebih butuh rangsangan tambahan.
Baca Juga: 5 Makan Penyebab Sulit Punya Anak Pada Lelaki, Vitalitas Seks Juga Bisa Berkurang
"Itulah kenapa, foreplay memegang peran penting bagi perempuan," ungkap dr. Haekal.
3. Sulitnya Mencapai Orgasme
Lelaki yang bisa mendapatkan orgasme dalam waktu 5 hingga 7 menit setelah penetrasi. Tapi tidak pada perempuan yang butuh waktu lebih lama, yakni berkisar antara 10 hingga 15 menit karena setelah penetrasi.
4. Perubahan Hormonal
Hasrat seksual perempuan lebih mudah mengalami fase naik turun. Ini karena perempuan mengalami berbagai fase, yakni seperti fase hormon oksitosin dan prolaktin yang lebih banyak saat menyusui dibanding hormon estrogen atau hormon seksual para perempuan.
Bahkan ada di saat tertentu saat perempuan stres bekerja, mengurus anak dan rumah tangga membuat hormon progesteron meningkat, dan hormon estrogen menurun. Hasilnya gairah seksual cenderung rendah.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Bisnis ke Pemberdayaan: Kisah Lian Tje Mendorong Perempuan Berani Melangkah Lebih Jauh
-
Kepedulian Lingkungan Berubah Jadi Gaya Hidup, Pasar Karbon Mulai Jadi Perbincangan
-
Apakah Tabir Surya yang Diperkaya Memang Efektif Melawan Sinar UV?
-
Tak Perlu Perawatan Mahal! Ini 9 Rahasia Awet Muda yang Bisa Dilakukan Hari Ini
-
Apa Beda Deodorant dan Antiperspiran? Ini 7 Produk Ampuh Kontrol Keringat dan Bau Badan
-
5 Foundation Anti-Aging Terbaik untuk Usia 60 Tahun ke Atas
-
Heboh Raket Padel Rp 7 Juta Dicuri, Merk Apa? Ini 7 Pilihan untuk Pro hingga Pemula
-
7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
-
6 Pilihan Toner Viva Berdasarkan Tipe Kulit Mulai Rp7 Ribuan
-
5 Bedak Padat untuk Usia 50 Tahun ke Atas yang Samarkan Garis Halus