Suara.com - Konflik antara Nikita Mirzani dengan putri sulungnya, Lolly, rupanya masih berlanjut. Baru-baru ini, gadis berusia 16 tahun itu mengungkapkan bahwa sang ibu kerap memberikan perlakuan kasar, mulai dari memu dipukul orang suruhan hingga dikunci di kamar.
"Anda bukan seorang ibu. Anda juga membei tahu ke pengasuh untuk mengunci saya di kamar saya. Anda menyuruh Edo untuk memukul saya dan selalu memanggilnya untuk mengunci saya di kamar," tulis Loly dalam unggahan Instagram Story, dikutip dari Glow.matamata.com, Minggu (8/7/2023).
Lolly juga mengungkapkan, "Anda melakukan ini semua karena saya tidak menurunkan berat badan atau saya tidak melakukan streaming langsung."
Jika benar demikian, apa yang dialami Lolly memang merupakan salah satu bentuk kekerasan pada anak. Tidak melulu berbentuk fisik, kekerasan pada anak kerap ditemui dalam bentuk lain.
Bentuk Kekerasan pada Anak
Mengutip dari laman Pan American Health Organization, kekerasan pada anak dapat dibedakan menjadi empat. Berikut adalah penjelasannya.
Kekerasan emosional
Bentuk kekerasan ini akan merusak stabilitas emosional anak. Bentuk kekerasan emosional yang sering ditemukan adalah kata-kata kasar, penghinaan, ejekan, atau pengabaian emosional.
Meremehkan kemampuan anak juga menjadi salah satu bentuk kekerasan emosional. Anak yang mengalami kekerasan ini umumnya akan kehilangan rasa percaya diri dan menarik diri dari pergaulan.
Baca Juga: Laporkan Tasyi Athasyia dengan Tuduhan Pengancaman dan Kekerasan, Eks Karyawan Diperiksa Polisi
Penelantaran
Memastikan anak-anak mendapat kasih sayang yang cukup merupakan tugas orang tua. Sayangnya, tidak semua orang tua bisa melakukannya. Beberapa justru sama sekali tidak peduli dengan sang anak dan memilih menelantarkannya.
Ciri-ciri anak yang ditelantarkan adalah proses pertumbuhannya yang tidak optimal. Mereka mungkin juga ikut menjadi acuh tak acuh dengan sekitar. Oleh karena itu, penting memberi kasih sayang yang cukup.
Kekerasan fisik
Bentuk kekerasan pada anak yang paling mudah dilihat tentu saja kekerasan fisik. Sebab, kekerasan inilah yang buktinya paling mudah dilihat.
Bukti kekerasan fisik bisa berupa cedera, nyeri, bahkan gangguan pertumbuhan pada anak.Tindakan ini tidak dibenarkan meski Anda melakukannya dengan dalih mendisiplinkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
Terkini
-
5 Cara Pakai Makeup Anti Luntur saat Cuaca Panas untuk Perempuan Aktif
-
Kumpulan Promo Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Banyak Diskon Besar
-
Menggali Keindahan Salatiga, Kota Terindah di Jawa Tengah
-
6 Pilihan Lipstik Pigmented di Sephora, Cocok untuk Tampilan Bold Saat Natal
-
5 Cara Merawat Sepatu Lari Mahal agar Teknologinya Tidak Rusak
-
7 Skincare yang Harus Dihindari Ibu Hamil dan Menyusui: Bisa Membahayakan Janin
-
Mau Sewakan Mobil saat Liburan? Ubah Polis via Endorsement Garda Oto Biar Aman
-
5 Sepatu Nike Diskon sampai 70% di JD Sports Jelang Akhir Tahun, Lebih Hemat!
-
7 Sandal Crocs Ori Diskon hingga 40% di Foot Locker, Jauh Lebih Murah Jelang Akhir Tahun
-
5 Skincare Lokal untuk Mencerahkan Wajah: Ampuh dan Lebih Murah dari Produk Korea