Suara.com - Pocari Sweat baru saja menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya salah satu peserta Pocari Sweat Run yang digelar di Bandung, Minggu (30/7/2023). Dalam permintaan maaf yang diunggah di akun Instagram pocarisweatid, disebutkan bahwa pelari tersebut meninggal karena cardiac arrest atau henti jantung.
Pihak Pocari Sweat telah memberikan uang tanggungan asuransi beserta santunan. "Mari kita doakan bersama agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya serta diberikan kekuatan dan kesabaran kepada keluarga yang ditinggalkan," tulis Pocari Sweat dalam unggahannya itu.
Lantas, apa yang menyebabkan seseorang mengalami henti jantung saat olahraga?
Dokter spesialis jantung, dr Bobby Arfhan Anwar, mengungkapkan banyak hal yang dapat menyebabkan henti jantung. Namun, setidaknya ada tiga penyebab utama henti jantung pada atlet.
Pertama, serangan jantung akut atau acute myocardial infraction. Hal ini terjadi saat plak aterosklerosis di dalam pembuluh jantung koroner mengalami ronekan yang memicu proses pembekuan darah atau trombosis.
Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan gangguan mendadak dari aliran darah ke otot jantung. "Kondisi ini akan merusak otot jantung dan menimbulkan komplikasi gangguan irama jantung hingga dapat menyebabkan kematian mendadak," jelas dr Bobby seperti yang dikutip dari akun TikTok dr.bobbyjantung.
Kedua, gangguan irama jantung yang tak diketahui sebelumnya. Gangguan ini cukup beragam mulai dari ringan hingga berat.
Irama jantung yang berat dapat menyebabkan irama jantung maligna atau membahayakan. Hal ini kerap terjadi karena adanya aktivitas yang berat.
"Ketika ini terjadi maka jantung tidak bisa berkontraksi dengan optimal dan mengalami henti jantung mendadak," ungkapnya.
Baca Juga: Ribuan Pelari Bakal Ikuti SHA Run for Solo 2023, Kenalkan Wisata Budaya Kota Bengawan
Kemudian penyebab ketiga adalah hypertrofic obstructive cardiomyopathy (HOCM). Ini adalah penebalan otot jantung yang ekstrim dan biasanya berhubungan dengan genetik seseorang.
Penebalan otot jantung yang ekstrim dapat menyebabkan adanya gangguan aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh. Kematian mendadak pun bisa terjadi karena hal ini.
Dokter Bobby kemudian mengingatkan untuk memastikan kesehatan optimal sebelum mengikuti olahraga berat. Melakukan pengecekan kesehatan juga bisa dilakukan untuk mencegah hal yang tak diinginkan.
"Meluangkan waktu untuk melakukan check-up kesehatan sebelum mengikuti perlombaan, dengan izin Allah bisa mencegah terjadinya kasus henti jantung yang tidak kita inginkan," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Menu Sarapan Rendah Gula yang Cocok untuk Program Diet Harianmu: Praktis, Kenyang Lebih Lama
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis