Suara.com - Meskipun seks pada umumnya aman selama kehamilan, kondisi wanita dan perut besarnya saat mengandung bisa membuat seks terasa canggung. Hal tersebut seringkali membuat seks penetrasi menjadi pilihan terakhir.
Untuk mempertahankan kehidupan seks yang hangat, beberapa pasangan mencari bentuk kepuasan seksual lain selama sembilan bulan itu, termasuk seks oral. Namun apakah seks oral aman selama kehamilan?
Baca terus untuk mengetahui kapan seks oral selama kehamilan aman dan tindakan pencegahan apa yang harus diambil untuk membatasi risiko, seperti dilansir Parents.
Risiko Terkait Dengan Seks Oral Selama Kehamilan
Menurut Mary Jane Minkin, MD, seorang profesor klinis di departemen kebidanan, ginekologi, dan ilmu reproduksi di Fakultas Kedokteran Universitas Yale, menerima seks oral selama kehamilan mungkin baik-baik saja selama Anda dan pasangan ekstra hati-hati. Menyadari risiko yang mungkin terjadi adalah kunci seks oral bebas stres.
Emboli udara
Sebagai permulaan, ada satu komplikasi serius yang bisa terjadi jika pasangan Anda meniupkan udara ke dalam vagina.
“Kekhawatirannya adalah jika pembuluh darah di vagina melebar, udara dapat tertiup ke dalam pembuluh dan menyebabkan emboli udara,” kata Dr. Minken.
Menurut ulasan dalam Journal of Basic and Clinical Reproductive Sciences, udara yang dihembuskan ke dalam vagina saat hamil dapat memisahkan kantung ketuban dari dinding rahim dan kemudian masuk ke pembuluh darah ibu hamil melalui plasenta. Dari sana, udara berpotensi mengalir ke jantung atau otak.
Baca Juga: Mama Bahagia, Bayi Sehat! 5 Tips Makan Sehat untuk Kehamilan Penuh Sukacita
Pada dasarnya, udara dapat menyumbat pembuluh darah, yang dapat berdampak negatif pada sistem kardiovaskular Anda (dan bahkan terkadang menyebabkan kematian). Gelembung udara juga bisa mendarat di plasenta dan mempengaruhi perkembangan janin.
“Tetapi emboli udara adalah kejadian yang sangat jarang terjadi dan mudah dihindari,” Dr. Minken meyakinkan. "Hanya saja, jangan meniupkan udara apa pun ke dalam vagina."
Pecahnya pembuluh darah
Peningkatan volume darah selama kehamilan juga membuat kapiler Anda—termasuk yang ada di dinding vagina—lebih sensitif. Artinya, pembuluh darah bisa pecah meski hanya dengan fiksi ringan.
Hal ini bisa terjadi pada seks penetrasi apa pun selama kehamilan, tidak hanya seks oral. Pendarahannya mungkin menakutkan, tetapi tidak akan membahayakan Anda atau bayi.
Infeksi seksual menular
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?