Akan tetapi, cerita Soekarno menjadikan tugu tersebut sebagai posisi ibukota Indonesia di masa depan dibantah oleh sejarawan JJ Rizal. Ia membenarkan jika Soekarno pernah menyambangi kota tersebut untuk menjadikannya sebagai ibukota, tetapi hal itu dibatalkan karena dinilai tidak tepat juga.
Namun, Soekarno memang memiliki rencana untuk membagi beban Jakarta sebagai ibukota. Ia ingin membagi wajah muka nasionalisme tidak hanya di Jakarta.
Palangkaraya merupakan salah satu contoh wajah muka yang dapat menyokong Jakarta sebagai ibukota. Pada akhirnya Soekarno berketetapan hati menjadikan Jakarta sebagai ibukota.
Sebab tak ada kota lain yang memiliki identitas seperti Jakarta yang menjadi wadah pertumbuhan nasionalisme di Indonesia. Jakarta adalah ibukota politik, tak tergantikan.
Buktinya adalah Jakarta memiliki bangunan-bangunan simbolik sepeti Monumen Nasional (Monas), Kompleks Senayan dan Gelora Bung Karno, serta masjid istiqlal.
Selama rezim Soekarno sudah muncul ide megapolitan. Soekarno mengeluarkan peraturan presiden mengenai megapolitan. Sayangnya Soekarno efektif memimpin Indonesia hanya dari tahun 1959 sampai 1965, sehingga ide tersebut belum terwujud. Konsep megapolitan Soekarno menjangkau Purwakarta sampai Jawa Barat.
Soekarno menggambarkan di sekeliling Jakarta ada hutan, kebun, dan pertanian. Orientasi tata ruang dengan porsi 70 persen untuk ruang hijau dan ruang biru, kemudian 30 persen sisanya untuk ruang abu-abu seperti aspal, beton, dan bangunan.
Pemindahan Ibukota ke Kaltim
Keputusan pemindahan Ibukota ke Kaltim pastinya memiliki proses pembahasan tersendiri dan itu menjadi sejarah.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Andrinof Chaniago mengungkap bahwa pemindahan ibukota Jakarta ke Palangkara untuk situasi saat ini sudah tidak pas.
Ia mengungkap bahwa daya dukung ekosistemnya sudah tidak bisa dioleh karena itu keputusan pemindahan ibukota ke Kaltim sudah melalui kajian mendalam.
Tujuan pemindahan ibukota ke Kaltim salah satunya ialah memastikan kesinambungan ekonomi yang selama ini sudah terlanjut bertumpu di Pulau Jawa. Selain itu, Kaltim dinilai relatif aman dari ancaman bencana alam gempa dan letusan gunung berapi.
Kemudian, luas lahan besar hampir 30 persen luas daratan nasional dan berpenduduk relatif sedikit memudahkan pengembangan infrastruktur lanjutan.
Demikian itu yang dapat disampaikan untuk menjawab pertanyaan benarkah Soekarno ingin ibuka pindah ke Kalimantan Tengah.
Kontributor : Mutaya Saroh
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
Terkini
-
6 Sunscreen SPF 30 yang Ideal untuk Usia 40 Tahun, Atasi Flek Hitam dan Garis Halus
-
5 Skincare Apotek untuk Mencerahkan Kulit, Glowing Tanpa Harus ke Klinik
-
3 Pilihan Moisturizer untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat, Kandungan Lengkap Harga Murah
-
5 Shio yang Kurang Beruntung Selama November 2025, Begini Cara Menghadapinya
-
Rejuran S Bantu Wulan Guritno Atasi Bopeng, Terungkap dalam Insecurity Uncovered Zap Premiere
-
TikTok Shop by Tokopedia Dukung Brand Lokal Bersinar di Jakarta Fashion Week 2026
-
8 Fakta Perjalanan Cinta Deddy Corbuzier & Sabrina Chairunnisa: Nikah di Tanggal Cantik, Kini Cerai
-
5 Rekomendasi Tone Up Cream yang Harganya Affordable untuk Mencerahkan Kulit Wajah
-
5 Parfum dengan Wangi Horor, Cocok Dipakai saat Halloween
-
7 Arti Mimpi Dicakar Kucing Menurut Primbon, Tak Selalu Berarti Hal Buruk