Suara.com - Kasus peretasan Pusat Data Nasional (PDN) menjadi catatan besar bagi pemerintah untuk memperkuat sistem keamanan data siber dari segala sisi. Peretasan ini baru bisa diketahui usai terjadinya gangguan pada sistem yang membuat beberapa layanan publik lumpuh hingga tak bisa melayani masyarakat.
Peretasan ini ditangani oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk mengetahui penyebab gangguan. Setelah dilakukannya investigasi, gangguan dan peretasan tersebut disebabkan oleh serangan ransomware Brain Chiper.
Ransomware ini berupaya untuk menonaktifkan antivirus Windows Defender yang digunakan pemerintah sebagai pelindung data dari serangan hacker, ransomware, dan serangan siber lainnya.
Pihak BSSN menemukan jejak ransomware yang berhasil membuka celah dari Windows Defender sejak Senin (17/6/2024) bahkan sampai berhasil menonaktifkan Directory Backup PDNS 2.
BSSN dan Kominfo berusaha untuk memulihkan sistem sejak 21 Juni 2024 hingga 25 Juni 2024 kemarin dan melaporkan kasus peretasan dan penonaktifkan Windows Defender.
Banyak yang menilai bahwa penggunaan Windows Defender untuk melindungi data siber nasional sendiri kurang tepat karena terbukti tidak mampu melindungi data dengan cukup baik.
Lalu, apa sebenarnya Windows Defender? Simak inilah selengkapnya.
Pengertian Windows Defender
Windows Defender atau kini dikenal Microsoft Defender Antivirus adalah antivirus bawaan gratis dari sistem operasi Windows. Fungsi utama Windows Defender melindungi data dan sistem dari serangan digital seperti virus, spyware, dan ransomware.
Baca Juga: Menkominfo dan Kepala BSSN Sambangi Istana, Ngadu soal Peretasan PDN ke Jokowi?
Program ini bekerja dengan terus-menerus memantau aktivitas mencurigakan, memindai file dan program yang dijalankan sistem, serta memperbarui definisi virus secara teratur untuk mengenali ancaman terbaru.
Windows Defender menawarkan lebih dari sekadar proteksi dasar. Beberapa fitur tambahannya termasuk perlindungan berbasis cloud untuk melawan serangan terbaru, tamper protection untuk mencegah program jahat menonaktifkan keamanan sistem, dan kontrol aplikasi untuk membatasi program yang berbahaya.
Meski gratis dan mudah digunakan, Windows Defender tidak selengkap program antivirus berbayar dan tidak memiliki keamanan yang tinggi untuk melindungi big data sekelas data siber nasional. Kebanyakan, Windows Defender ini hanya digunakan untuk menyimpan data pribadi di perangkat masing-masing.
Beberapa program antivirus berbayar lainnya menawarkan fitur keamanan tambahan, seperti pengelola kata sandi, firewall yang lebih kuat, dan kontrol jarak jauh yang lebih terperinci. Namun, Windows Defender tidak memiliki semua fitur tersebut.
Keuntungan menggunakan Windows Defender tersebut adalah kemudahan dalam penggunaan dan bisa digunakan secara gratis.
Sayangnya, Windows Defender juga mengalami kesulitan untuk mengenali atau ancaman baru di dalam sistem. Hal ini membuat PDNS 2 yang menggunakan antivirus Windows Defender mudah diretas.
Berita Terkait
-
Data Negara Bocor, BSSN Malah Unggah Konten Tips Hindari Ransomware Bikin Publik Geram
-
Sindiran Legislator PKS Ke Menkominfo Budi Arie Soal Peretasan PDN: Bukan Alhamdulillah Pak, Tapi Innalillahi
-
Menkominfo dan Kepala BSSN Sambangi Istana, Ngadu soal Peretasan PDN ke Jokowi?
-
Apa Itu Ransomware? Lumpuhkan Server PDN hingga Serang Ratusan Data Instansi
-
Sentil Kominfo, BSSN Ungkap Hanya 2 Persen Data Cadangan yang Tersimpan di PDN
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Dapur Bukan Lagi Sekadar Ruang Masak: Mengapa Kompor Tanam Jadi Pilihan Utama di Rumah Modern
-
Apakah Marina SPF 30 Bisa Mencerahkan Kulit? Cek Manfaat dan Harga Terbarunya
-
6 Lip Scrub untuk Bikin Bibir Sehat, Halus, dan Lembap, Harga Mulai Rp19 Ribuan
-
Bahaya Sinar UVA di Lapangan Indoor: Mengapa Sunscreen Wajib Saat Main Padel?
-
5 Body Lotion Mengandung Vitamin C untuk Mencerahkan Kulit Kusam, Mulai Rp20 Ribuan
-
7 Rekomendasi Lipstik yang Tidak Bikin Bibir Kering untuk Usia 50 Tahun ke Atas
-
5 Sabun Mandi untuk Menyembuhkan Jerawat Punggung, Bikin Kulit Mulus
-
7 Cara Mengatasi Sepatu Suede Jika Terkena Air Agar Tetap Awet
-
5 Rekomendasi Vitamin Kulit Biar Glowing Luar Dalam, Mulai Rp 40 Ribuan
-
5 Lip Balm Mengandung Peptide untuk Tampilan Bibir Lebih Halus dan Sehat