Suara.com - Bagi masyarakat Jawa, malam 1 Suro merupakan malam sakral dan keramat, sehingga ada beberapa laku upacara yang dilaksanakan untuk menyambut kedatangan malam 1 Suri. Lantas, kapan malam 1 Suro 2024 hari apa? Apakah tiba di tanggal yang sama antara kalender hijriah dan masehi?
Malam satu Suro masih disambut dengan upacara tertentu di beberapa wilayah sebagai perwujudan akulturasi kepercayaan lokal dengan kepercayaan Islam yang dibawa oleh penyebar Islam di Jawa. Contohnya tradisi Kirab dengan membawa Kebo Bule atau kerbau putih dalam arak-arakan acara kirab malam 1 Suro tersebut. Tradisi kirab ini berlaku di Surakarta (Solo).
Selain itu, ada juga tradisi yang melarang masyarakat untuk keluar rumah di malam 1 Suro karena dipercaya malam 1 Suro adalah malam di mana para arwah, lelembut, dan makhluk-makhluk gaibnya mengambil tempat di muka bumi. Dikhawatirkan seseorang yang keluar di malam 1 Suro akan dibawa oleh mereka atau akan terkena dampak buruk dari hawa para lelembut.
Malam 1 Suro 2024 Menurut Kalender Hijriah dan Masehi
Dalam kalender Jawa, malam 1 Suro 2024 akan jatuh pada hari Minggu Kliwon, tanggal 7 Juli 2024 pada kalender masehi. Sementara dalam kalender hijriah atau kalender Islam, malam 1 Suro akan jatuh bertepatan dengan kedatangan malam tahun baru Islam, 1 Muharram 1446 H atau tiba pada hari Senin tanggal 8 Juli 2024 dalam kalender Masehi.
Lebih ringkasnya berikut malam 1 Suro berdasarkan masing-masing kalender.
1. Kalender Hijriah
Malam 1 Suro jatuh pada 1 Muharram, hari Senin, tanggal 8 Juli 2024 dalam kalender Masehi.
2. Kalender Jawa
Malam 1 Suro jatuh pada hari Minggu Kliwon, tanggal 7 Juli 2024 dalam kalender Masehi
Mitos di Malam 1 Suro
Sebagian masyarakat Jawa mempercayai mitos malam 1 Suro bukan isapan jempol belaka. Mereka mempercayai petunjuk lisan dari nenek moyangnya agar misalnya tidak keluar rumah dan tidak bersenang-senang di malam 1 suro. Penjelasan mengenai mitos di malam 1 Suro tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pantangan untuk bersenang-senang
Di malam 1 Suro, masyarakat Jawa pantang untuk bersenang-senang. Pantangan ini berhubungan dengan kirab tradisi Keraton yang terjadi pada 1974. Dimulai ketika Presiden Soeharto meminta Paku Buwono XII melaksanakan Kirab Pusaka dengan tujuan agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana. Berkembanglah keyakinan bahwa malam 1 Suro merupakan malam yang substansinya lebih tepat untuk mengendalikan diri sehingga dilarang bersenang-senang di malam tersebut.
Baca Juga: Kenapa Malam 1 Suro Tidak Boleh Tidur dan Keluar Rumah? Waspada, Ancaman Besar Mengintai!
2. Pantangan keluar rumah
Di malam 1 Suro, masyarakat Jawa dilarang untuk keluar rumah. Diyakini bagi yang melanggarnya akan sial karena akan bertemu dengan pasukan Nyai Roro Kidul, Ratu Pantai Selatan yang sedang arak-arakan, berjalan menuju keraton Gunung Merapi.
Pada zaman dulu, setiap malam 1 Suro, aura mistis menyelimuti kota Yogyakarta. Banyak warga yang tinggal di dekat Jalur Pantai Selatan sampai Gunung Merapi akan mendengar derap pasukan, baik pasukan berkuda maupun langkah kaki.
Namun, dalam catatan budaya, tradisi malam 1 suro tidak diperbolehkan keluar berhubungan dengan perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Abiproyo yaitu perjanjian antara Panembahan Senopati, Raja Mataramdengan Nyai Roro Kidul untuk membantu kerajaan Mataram dari musuh. Maka, ketika masyarakat Jawa khususnya warga Yogyakarta di malam 1 suro tetap berada di rumah akan lebih terlindungi daripada yang keluar rumah tanpa tujuan.
3. Tidak boleh membakar dan membuang barang
Masyarakat Jawa meyakini membakar sampah atau membuang barang yang tidak terpakai di malam 1 Suro dapat membawa nasib buruk. Hal ini karena dipercaya bahwa api pada malam 1 Suro sebagai perantara makhluk gaib untuk memasuki alam manusia. Oleh karenanya, jika itu dilakukan sama saja dengan mengundang energi negatif.
4. Dilarang membuka usaha baru
Di malam 1 Suro, kita tidak diperbolehkan membuka usaha baru atau memulai suatu proyek baru. Sebab, malam 1 Suro merupakan malam yang lebih tepat untuk merenung, berdoa, dan meminta berkah.
5. Tidak boleh menggelar pernikahan
Masyarakat Jawa meyakini jika menggelar pernikahan di malam 1 Suro, kehidupan rumah tangga pengantin akan ketiban sial seumur hidup. Sebab tidak baik jika upacara pernikahan dilaksanakan bersamaan dengan ritual bulan suro.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Cerita Donita Sembuh dari Kista, Ini Deretan Manfaat Air Zamzam bagi Kesehatan
-
Daftar Kandungan Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil, Cek sebelum Pakai!
-
Rekrutmen PLN 2025 Kapan Dibuka? Cek Posisi yang Tersedia dan Syarat Lengkapnya
-
Bahlil Duduk di Kursi Ketua Dewan Pembina, Apa Itu Organisasi Pemuda Masjid Dunia?
-
Sunscreen Daviena Apakah Bikin Jerawatan? Intip Kandungan dan Harga Aslinya
-
Besok Hari Kesaktian Pancasila, Anak Sekolah Libur atau Tidak?
-
Media Luar Negeri Ikutan Heboh: Ini 7 Fakta Robohnya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny
-
6 Daftar Profesi yang Diragukan Publik, Politisi Urutan Teratas?
-
Berapa Total Uang Pensiun Sri Mulyani sebagai Mantan Menteri Keuangan?
-
Tren Jadi Konten Kreator Bikin iPhone Tak Resmi Laris, Tapi Hati-Hati Risiko di Baliknya