Suara.com - Produsen barang mewah seperti Dior dan Armani menyewa kontraktor yang membayar pekerja hanya Rp 30 ribu untuk membuat tas tangan yang kemudian dijual seharga jutaan rupiah, menurut pejabat penegak hukum Eropa.
Dior membayar sekitar Rp 855 ribu kepada pemasok untuk memproduksi tas tangan yang dijual di toko seharga sekitar Rp 41 juta. Armani membayar sekitar Rp 4 juta untuk tas yang dijual seharga di bawah Rp 28,5 juta, menurut The Wall Street Journal.
Pihak berwenang Italia menemukan data tersebut setelah melakukan penggerebekan di bengkel-bengkel dan pabrik-pabrik darurat yang mempekerjakan imigran ilegal dan pekerja tidak resmi.
Jaksa di Milan menuduh perusahaan-perusahaan tersebut mempekerjakan subkontraktor yang membayar migran Tiongkok dan pekerja asing lainnya antara Rp 30 ribu dan Rp 45 ribu per jam.
Para pekerja sering tidur di bengkel dan dipaksa bekerja dari senja hingga fajar, termasuk pada hari libur dan akhir pekan. Hakim Italia memerintahkan anak perusahaan Dior, Armani, dan Alviero Martini Spa untuk ditempatkan di bawah administrasi pengadilan setelah ditemukan bukti penganiayaan terhadap pekerja migran.
Armani, yang melakukan outsourcing produksinya ke GA Operations, menyangkal melakukan kesalahan dan berjanji untuk bekerja sama dengan pihak berwenang.
Menurut polisi, GA Operations menyewa subkontraktor yang kemudian mempekerjakan subkontraktor Tiongkok tidak resmi, mengabaikan peraturan kesehatan dan keselamatan, serta jam kerja.
Diagram polisi menunjukkan bahwa subkontraktor Tiongkok dibayar sekitar Rp 1,5 juta untuk sebuah tas tangan yang dijual seharga sekitar Rp 27 juta. Subkontraktor resmi dibayar sekitar Rp 4 juta per tas, mengantongi sekitar Rp 2,5 juta. Polisi menyebut sistem ini sebagai caporalato, yaitu perantaraan dan eksploitasi ilegal terhadap pekerja.
Baca Juga: Plat Nomor Janggal Mobil Mewah Bahar bin Smith, Ada yang Nunggak Pajak
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Kenapa Belakangan Cuaca Terasa Sangat Panas? Kenali Apa Itu Kulminasi Matahari
-
6 Rekomendasi Skincare Whitening Terbaik untuk Mencerahkan Wajah
-
Terpopuler: Berapa SPP di Sekolahnya Gibran? Sehari 10 Ribu Masih Bisa Nabung
-
Rahasia Kreasi Kopi Kekinian: Coconut Milk, Bahan Lokal yang Mengguncang Industri Minuman!
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan