Suara.com - Pernyataan Calon Gubernur DKI Jakarta, Dharma Pongrekun, soal kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) menuai sorotan. Sebab, Dharma menyebut AI dibuat untuk memata-matai dan mengawasi rakyat Indonesia. Benarkah begitu?
Dalam debat Pilgub DKI Jakarta 2024, Minggu (6/10) malam, ia menyebut salah satu alasan internet Indonesia tak mandiri dan sering mengalami kebocoran data adalah akibat penggunaan AI.
"Makanya dibilang artificial intelligence, artinya apa? Alat intelijen, alat mematai-matai tanpa kita sadari, dosa kita ada semua di gadget," ucap Dharma.
Lalu, benarkah seperti? Mengutip laman Binus University, Senin (7/10/2024) kecerdasan buatan, atau lebih dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI), telah menjadi salah satu inovasi teknologi yang paling berpengaruh dalam kehidupan modern.
Meskipun istilah AI pertama kali diperkenalkan pada Konferensi Dartmouth tahun 1956, ide dasar kecerdasan buatan ini sudah berkembang jauh sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, AI telah mengalami berbagai gelombang perkembangan yang terus membentuk cara kita bekerja, berinteraksi, dan mengambil keputusan di berbagai sektor kehidupan.
1. Sejarah Perkembangan AI
AI pertama kali dikemukakan dalam bentuk teori-teori matematika oleh para filsuf seperti George Boole, yang menemukan Aljabar Boolean, dan Bertrand Russell yang memperkenalkan Principia Mathematica. Teori-teori ini menjadi dasar bagi logika yang digunakan dalam pemrograman komputer modern. Pada 1930-an, pionir seperti Alan Turing dan John von Neumann turut berkontribusi dengan pengembangan mesin Turing dan teori komputer yang memisahkan perangkat keras dari perangkat lunak.
Perkembangan penting lainnya terjadi pada 1950-an dengan munculnya komputer digital pasca Perang Dunia II. Pada 1956, istilah kecerdasan buatan secara resmi dirumuskan oleh John McCarthy dan para ahli lainnya di Konferensi Dartmouth. Era ini juga melahirkan bahasa pemrograman LISP serta sistem ahli (expert system) yang menjadi fondasi awal AI dalam memecahkan masalah.
Memasuki tahun 1980-an, AI mengalami apa yang disebut sebagai gelombang kedua, dengan munculnya konsep-konsep seperti fuzzy logic, genetic algorithms, dan pembelajaran berbasis jaringan saraf (neural networks). Namun, terobosan terbesar baru datang di era 2000-an, saat internet mulai berkembang pesat dan komputer semakin canggih. Teknologi seperti deep learning dan big data membuka jalan bagi AI untuk berkembang secara eksponensial.
Baca Juga: Adu Gaya Kampanye: Ridwan Kamil-Suswono Gunakan AI, Pramono-Rano Pilih Animator, Mana Lebih Memikat?
2. Jenis-Jenis Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kapabilitas dan fungsinya:
- AI Lemah (Weak AI): Dirancang untuk menjalankan tugas-tugas tertentu, seperti asisten virtual (Siri, Alexa).
- AI Kuat (Strong AI): Meskipun masih dalam tahap pengembangan, AI jenis ini diharapkan dapat memiliki kemampuan yang setara dengan kecerdasan manusia.
- AI Sempit (Narrow AI): Didesain untuk mengatasi satu tugas spesifik, misalnya pengenalan wajah atau permainan catur.
- AI Umum (General AI): Ini adalah jenis AI yang memiliki kemampuan untuk menangani berbagai tugas, serta mampu belajar dari pengalaman.
3. Dampak dan Penerapan AI di Berbagai Bidang
AI telah membawa revolusi di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, transportasi, hingga hiburan. Dalam industri kesehatan, AI membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit, memprediksi hasil pengobatan, serta mempercepat penelitian obat. Di sektor transportasi, teknologi mobil otonom yang didukung AI mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan efisiensi lalu lintas.
Di dunia hiburan, AI digunakan untuk membuat rekomendasi konten yang dipersonalisasi, seperti yang terlihat pada platform streaming. Tidak hanya itu, AI juga memainkan peran penting dalam keuangan dengan analisis data yang cepat untuk mendeteksi penipuan dan memprediksi tren pasar.
4. Manfaat dan Tantangan Kecerdasan Buatan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Terpopuler: Latar Belakang Suami Boiyen yang Mentereng, Bedak Padat Awet untuk Kondangan
-
Mengapa Fun Run Kini Jadi Senjata Ampuh Tanamkan Empati pada Generasi Muda?
-
7 Tips agar Cepat Tidur di Malam Hari, Terbukti Efektif
-
Ini 4 Zodiak Paling Beruntung Besok 16 November 2025, Berkah Datang Bertubi-tubi
-
Souvenir Nikahan Boiyen Diungkap Tamu, Isinya Cuma Satu dan Cantik Banget
-
Rahasia Kulit Kenyal dan Bercahaya: Perawatan Sehari-hari yang Harus Dicoba
-
Cek Ramalan Shio 16 November 2025, Siapa yang Paling Beruntung Besok?
-
Pekerjaan Prestisius Rully Anggi Akbar, Suami Boiyen Beri Maskawin Bernominal Cantik
-
Contoh Soal TKA Bahasa Indonesia SMA, Lengkap dengan Jawaban
-
Kulit Kering di Usia 50-an? Coba 5 Bedak dengan Formula Melembapkan Ini