Suara.com - Dalam lanskap industri kecantikan yang semakin kompetitif, tren kecantikan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir banyak dipengaruhi oleh standar estetika luar negeri, khususnya Korea Selatan.
Mulai dari bentuk wajah "V-shape", kulit putih pucat bercahaya, hingga hidung mancung menjadi dambaan banyak pasien yang datang ke klinik-klinik kecantikan.
Namun, menurut dr. Muhammad Herli, MARS, Dipl.IAAAM—dokter estetika sekaligus ahli manajemen rumah sakit dan klinik—tren ini perlu disikapi dengan lebih kritis dan bijak.
"Banyak pasien datang dengan keinginan menyerupai wajah artis Korea. Padahal, struktur wajah orang Indonesia berbeda dan tidak semua prosedur cocok diterapkan begitu saja," ujar dr. Herli, pendiri CNS Clinic yang dikenal akan pendekatan personal dan aman dalam perawatan kulit dan wajah.
Menurutnya, terinspirasi dari tren luar negeri sah-sah saja, tetapi harus tetap mengedepankan pendekatan yang menghargai keunikan tiap individu.
Baginya, estetika yang ideal bukan tentang mengubah wajah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda, melainkan memperkuat karakter alami seseorang.
"Estetika yang baik adalah yang mampu memperkuat karakter, bukan mengubah identitas," tegasnya.
Menyatukan Visi untuk Estetika Indonesia
Sebagai seorang yang juga menguasai bidang manajemen rumah sakit dan klinik, dr. Herli menekankan pentingnya peningkatan kualitas di seluruh aspek industri estetika.
Baca Juga: Menemukan Jati Diri dalam Kemandirian: Review Novel Titipan Kilat Penyihir
Mulai dari tenaga medis yang profesional, regulasi yang jelas, pemanfaatan teknologi terkini, hingga sistem pelayanan yang holistik dan berorientasi pada pasien.
"Kita butuh sinergi antara tenaga medis, klinik, asosiasi, akademisi, dan pemerintah. Tujuannya bukan sekadar menyaingi negara lain, tapi menciptakan standar estetika Indonesia yang kuat dan berdaya saing tinggi," jelasnya.
Pandangan ini selaras dengan data yang dirilis oleh Healthcare Asia Magazine pada Februari 2025, berdasarkan laporan Research and Markets. Disebutkan bahwa pasar estetika medis Indonesia diproyeksikan akan mencapai USD 495,64 juta pada tahun 2029, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 11,56%.
Pertumbuhan pesat ini dipicu oleh kemajuan teknologi dalam prosedur estetika bedah dan non-bedah, meningkatnya minat masyarakat, serta perubahan ekspektasi terhadap hasil yang lebih alami dan personal.
Indonesia Menuju Destinasi Wisata Medis
Tak hanya berhenti pada pelayanan estetika di dalam negeri, dr. Herli juga menyoroti potensi besar Indonesia sebagai destinasi wisata medis (medical tourism).
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
5 Parfum Wangi Bayi untuk 'Bayi Dewasa': Segar, Lembut, dan Tahan Lama
-
Pentingnya Memilih Klinik Kecantikan yang Terpercaya: Belajar dari Kiprah Widya Esthetic Clinic
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Ditemukan Tewas di Kos, Pernah Vonis Hukuman Mati ke 3 Orang
-
Terpopuler: Sumber Kekayaan Gus Elham, Shio Paling Beruntung 15-16 November 2025
-
6 Zodiak Paling Beruntung Hari Ini 15 November 2025, Saatnya Raih Pengakuan
-
7 Skincare Korea Terbaik untuk Anti Aging Usia 40 Tahun, Auto Jadi Glass Skin
-
5 Rekomendasi Lipstik Nude untuk Kulit Sawo Matang, Cocok Buat Make Up Natural Tanpa Bikin Pucat
-
Tidur Malam yang Cukup Berapa Jam? Ini Kata Sleep Coach Vishal Dashan
-
Menurut Penelitian, Ini 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Merusak Otak
-
Umur 15 Tahun Sebaiknya Pakai Sunscreen SPF Berapa? Ini 5 Pilihan Aman Mulai Rp12 Ribuan