Suara.com - Marcella Santoso, seorang perempuan yang sempat mencuri perhatian publik melalui keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Ferdy Sambo, kini kembali mencuat ke permukaan.
Kali ini, namanya dikaitkan dengan kasus suap besar yang melibatkan putusan lepas kasus ekspor crude palm oil (CPO) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dalam kasus ini, dua pengacara yakni Marcella Santoso, Aryanto Bakri bersama dua orang lainnya termasuk Aryanto Bakri ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung perihal perkara suap sebesar Rp60 miliar.
Marcella diduga melakukan suap kepada Muhammad Arif Nuryanta, yang menjabat sebagai Wakil Ketua PN Jakarta Pusat saat kasus korupsi minyak goreng disidangkan.
Semenjak kasus ini viral, nama Marcella Santoso langsung menjadi obrolan hangat di media sosial yang membuat warganet penasaran dengan siapa sosoknya.
Profil Marcella Santoso
Marcella Santoso merupakan seorang pengacara yang dikenal karena menangani kasus-kasus besar di Indonesia.
Diketahui, ia merupakan alumni dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) tahun 2006 dan kemudian melanjutkan ilmu hukum dengan fokus magister kenotariatan (2010).
Tak berhenti sampai di situ, ia kemudian melanjutkan program doktor di untuk mendalami keilmuan di bidang hukum.
Baca Juga: Kejagung Usut Aliran Suap Hakim, Skandal Vonis Lepas Kasus CPO Bakal Ada Tersangka Baru?
Marcella Santoso pernah menjabat sebagai junior partner di Ariyanto Arnaldo Law Firm, sebelum akhirnya menempati posisi partner di AALF Legal & Tax Consultant.
Namanya mulai dikenal luas setelah sukses menangani sejumlah kasus besar di Indonesia seperti kasus Sambo, yang saat itu didapuk sebagai kuasa hukum anak buah Ferdy Sambo yakni Arif Rachman Arifin dan Baiquni Wibowo.
Namanya lebih dikenal publik ketika menangani kasus obstruction of justice pembunuhan Brigadir J (Nofriansyah Yosua Hutabarat) tersebut.
Selain itu, ia juga pernah bertindak sebagai kuasa hukum Rafael Alun Trisambodo, mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak yang terjerat kasus pencucian uang dan gratifikasi.
Kemudian, ia juga pernah menjadi pengacara Harvey Moeis dalam kasus korupsi pengelolaan tata niaga timah.
Harvey dijatuhi hukuman penjara selama 6 tahun 6 bulan serta dikenai denda sebesar Rp1 miliar, dengan ketentuan subsider 6 bulan kurungan, dalam perkara yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp300 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Umrah Kini Bisa Mandiri, Segini Beda Harganya Dibanding Pakai Travel Agent
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Alpha Arbutin untuk Hempas Flek Hitam Membandel di Usia 40
-
4 Smartwatch untuk Wanita Tangan Besar, Fitur Lengkap dengan Pemantau Kesehatan dan GPS
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Hitam yang Aman dan Harga Terjangkau!
-
Cara Melakukan Umrah Mandiri, Segini Biayanya!
-
Apa Manfaat Budaya Makan Pakai Tangan Langsung? Viral Jadi Bahan Perdebatan di X