Suara.com - Dari suasana hati yang menurun hingga merasa cemas atau sedih, pola makan kita sehari-hari juga dapat membentuk perasaan kita secara mental. Dan fakta ini menjadi berita buruk bagi si penyuka junk food atau Ultra Processed Food (UPF).
Dilansir dari Hindustan Times, profesor neurobiologi Stanford Andrew Huberman berbicara dengan psikiater Harvard Dr Chris Palmer tentang bagaimana pilihan makanan dapat memengaruhi kesehatan mental.
Ia membagikan cuplikan percakapan podcast mereka di Instagram. Diungkap Huberman, gagasan bahwa apa yang kita makan dapat memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental kita memang bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Namun belum lama ini, studi semakin membuktikan hubungan kuat antara keduanya.
"Akan tetapi, baru-baru ini penelitian ilmiah dan klinis mulai membuktikan hubungan kuat antara mengonsumsi makanan olahan dan gangguan kesehatan mental . Perubahan pada mitokondria kemungkinan merupakan jembatan antara kedua faktor ini," tulisnya pada caption, dikutip Minggu (27/4/2025).
Dr. Palmer sendiri merupakan pelopor bidang baru psikiatri metabolik, yaitu penggunaan program nutrisi khusus untuk mengobati dan dalam beberapa kasus menyembuhkan gangguan kesehatan mental.
Dalam podcast tersebut, Dr. Palmer menjelaskan bahwa semakin banyak makanan ultra-olahan atau UPF yang seseorang makan, maka semakin buruk kesehatan fisik dan mentalnya. Penyakit kardiovaskular, obesitas, diabetes, kematian, kanker, dan berbagai gangguan mental lainnya.
"Satu studi yang melibatkan lebih dari 300.000 orang menunjukkan hubungan langsung dan linier antara konsumsi makanan ultra-olahan dan kesehatan mental yang buruk. Sungguh mengejutkan betapa liniernya hubungan tersebut," jelasnya.
Hasil studi itu tak bisa dipandang sebelah mata, sebab perbedaannya begitu jauh. Sebab di antara mereka yang mengonsumsi makanan olahan setiap hari, beberapa kali sehari, 58% melaporkan kesehatan mental yang buruk, dibandingkan dengan hanya 18% orang yang jarang atau tidak pernah mengonsumsinya.
Apa Itu Ultra Processed Food (UPF)?
Dikutip dari laman Asosiasi Dietisien Indonesia, makanan ultra proses adalah makanan yang telah mengalami proses pengolahan yang sangat tinggi, melibatkan bahan-bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, perasa buatan, pemanis buatan, dan beragam bahan kimia lainnya. Makanan ini umumnya memiliki nilai gizi yang rendah namun tinggi kalori, gula, garam, dan lemak.
Baca Juga: Benarkah Merokok Berlebihan Bisa Rusak Kesehatan Mental? Ini Faktanya
Untuk mengetahui apakah suatu makanan merupakan jenis UPF sangat mudah, karena ciri-cirinya meliputi:
- Mengandung bahan kimia yang tidak digunakan di dapur rumah, seperti pengemulsi, penstabil, atau penguat rasa.
- Dikemas dalam bentuk siap makan atau siap saji
- Biasanya memiliki daya tahan lebih lama karena menggunakan pengawet.
- Rasanya sangat kuat karena tambahan gula, garam, dan lemak dalam jumlah besar.
Produk UPF kini sangat mudah ditemui di pasaran, contohnya makanan instan (mie dan bubur instan), makanan kaleng, makanan yang dibekukan (frozen food seperti sosis, bakso, ham, fishball), minuman kemasan berpemanis/ berkarbonasi, minuman instan, eskrim, kue/ produk bakery, french fries, camilan kemasan dan banyak lagi.
Dampak Mengonsumsi UPF
Tentunya mengonsumsi Ultra Processed Food secara berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Beberapa penyakit bisa mengintai jika UPF dikonsumsi dalam jangka panjang, antara lain:
Penyakit Kardiovaskular
Tingginya kandungan lemak jenuh dan natrium dalam UPF dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, kadar kolesterol tinggi, dan penyakit jantung.
Obesitas
Karena UPF kaya kalori namun miskin nutrisi, konsumsinya dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh dan obesitas.
Diabetes
Kandungan gula yang tinggi dalam UPF berkontribusi pada peningkatan risiko terkena diabetes.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Thariq Halilintar Kerja Apa? Bingung Dicecar Deddy Corbuzier Punya Bisnis Apa
-
5 Rekomendasi Bedak Wardah untuk Flek Hitam, Harga Ekonomis Bikin Percaya Diri
-
5 Moisturizer Pria di Indomaret Bikin Wajah Lembap dan Cerah, Mulai Rp30 Ribuan
-
Gaji PMO dan Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih Apakah Sama? Simak Rinciannya
-
Di Balik Pesona Komodo: Sentuhan Harapan untuk Pendidikan Anak dari Sebuah Alat Tulis
-
Rahasia Kulit Glowing Alami Terungkap: Pegagan, Bintang Baru Skincare Lokal yang Wajib Dicoba!
-
Profil Kartika Sari Dewi Soekarno, Setengah Abad Lebih Baru Kali Ini Ziarah ke Makam Bapaknya
-
Modal Saja Tak Cukup! Rahasia UMKM Bertahan dan Berkembang di Era Sulit Terungkap
-
Apakah PPPK Paruh Waktu Punya Jenjang Karier dan Boleh Kerja Sampingan? Ini Aturannya
-
Terpopuler: Jejak Ratu Tisha Dicopot dari Komite PSSI, Prompt Gemini AI untuk Foto Prewedding