Suara.com - Di usianya yang seharusnya diisi dengan waktu bersama cucu dan menikmati masa pensiun, kakek berusia 82 tahun, Ngarijan Salim, justru harus menjalani hari-harinya di balik jeruji besi.
Menuntut pembebasan, Pujakesuma DPW DKI Jakarta bersama Koalisi Masyarakat Pemerhati Hukum Indonesia (KMPHI) menggelar aksi damai di depan Gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta.
Dalam aksi tersebut, ditegaskan bahwa memenjarakan orang lanjut usia melanggar prinsip kemanusiaan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.
Undang-undang tersebut mengamanatkan bahwa sistem pemasyarakatan harus menjunjung penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia.
Menurut para pendukungnya, Kakek Ngarijan tidak melakukan tindakan korupsi maupun merugikan negara.
Berdasarkan PP Nomor 34 Tahun 2016 Pasal 2, kewajiban pajak penjual tanah adalah sebesar 2,5% dari nilai yang tercantum dalam Akta Jual Beli (AJB) di hadapan notaris.
Jika pun terjadi kekurangan pembayaran akibat kekeliruan Dispenda Deli Serdang, seharusnya ia diberi kesempatan untuk melunasi kekurangan tersebut—bukan langsung dijatuhi hukuman penjara.
“Restorative justice itu artinya memulihkan kerugian dengan cara yang manusiawi, bukan menghukum kakek berusia 82 tahun tanpa memberi ruang perbaikan,” tegas Bunda Eka, perwakilan Pujakesuma.
Dalam aksi ini, majelis hakim juga diminta untuk memandang Ngarijan sebagai manusia yang pantas mendapat kebijaksanaan di ujung usianya.
Baca Juga: Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
Mereka bahkan memohon perhatian langsung Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan.
“Kami juga memohon kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan perhatian penuh pada kisah ini,” kata Bunda Eka.
Perwakilan Pujakesuma lainnya, Jusan Simbolon, menyebut pihaknya masih menunggu kepastian hukum atas peninjauan kembali (PK) yang telah diajukan.
“Putusan majelis sudah diambil kemarin. Hari ini kami kembali mengingatkan MA bahwa memenjarakan orang berusia 82 tahun hanya karena dendam pribadi bukanlah jalan menuju keadilan,” ujarnya.
Aksi ini ditutup dengan tuntutan jelas: membebaskan Kakek Ngarijan Salim dan mengembalikannya ke pelukan keluarga.
“Kami hanya ingin beliau menikmati hari tuanya dengan damai,” pungkas Bunda Eka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
3 Zodiak Diprediksi Paling Hoki, Merdeka Finansial dan Banjir Cuan di Bulan Oktober 2025
-
Deretan Ponpes Tertua di Jawa Timur, Termasuk Al Khoziny yang Musalanya Roboh Telan Ratusan Korban
-
Ingin Wajah Cerah? Ini 5 Rekomendasi Serum Niacinamide untuk Pemula, Mulai Rp20 Ribuan
-
Pernikahan Diisukan Retak, Sabrina Chairunnisa Sempat Ingin Jadi Ibu Rumah Tangga: Syaratnya...
-
Promo Superindo Hari Ini 1 Oktober 2025: Diskon Kopi, Susu, dan Kebutuhan Harian
-
30+ Ide Nama Panggilan Nenek yang Unik dan Kekinian, Biar Terlihat Muda
-
Ramalan Zodiak 1 Oktober 2025: Peluang Baru di Awal Bulan untuk 12 Bintang
-
Tiket MotoGP Mandalika Hampir Ludes! Apa yang Bikin Event Ini Jadi Magnet Wisata Dunia?
-
Ahmad Sahroni Titip Minta Maaf ke Masyarakat Indonesia, Ferry Irwandi Balas Menohok
-
Urutan Skincare yang Benar, Moisturizer Dulu atau Sunscreen Dulu?