Batik Lurik dalam Aksi Demo Yogyakarta
Dalam konteks aksi demo Yogya, ketika para lurah di Yogyakarta mengenakan lurik dan jarik saat mengawal demo mahasiswa, ada makna simbolis yang kuat.
Mereka tidak hanya hadir sebagai aparat pamong praja, tetapi juga sebagai penjaga budaya dan harmoni sosial.
Berdasarkan situs batikprabuseno.com, lurik menjadi simbol keteduhan, keteraturan, dan perlindungan.
Dengan busana tradisional ini, pesan yang ingin disampaikan jelas: aksi protes bisa berjalan damai tanpa kekerasan, sesuai karakter masyarakat Yogyakarta yang menjunjung tinggi kearifan lokal.
Tidak heran jika banyak warganet menyebut demo Jogja kali ini "adem ayem".
Lurah-lurah dengan lurik dan jarik seolah menjadi pagar budaya yang menenangkan situasi, sekaligus memperlihatkan bagaimana kearifan tradisi bisa tetap relevan dalam konteks sosial-politik modern.
Meski berakar kuat pada tradisi, lurik dapat terus beradaptasi dengan zaman. Kini banyak desainer fashion memodifikasi lurik menjadi busana modern, mulai dari blazer, gaun, hingga aksesori.
Popularitasnya semakin meningkat karena lurik dianggap mampu memadukan kesederhanaan dan keanggunan.
Hal ini membuktikan bahwa lurik bukan hanya warisan budaya, tetapi juga identitas yang terus hidup dan berkembang, baik di panggung mode maupun di ranah politik Yogyakarta.
Baca Juga: Demo DPR 'Adem Ayem': Mahasiswa Tinggalkan Lokasi, Apa Pesan Mereka?
Batik lurik bisa menjadi sebuah perekat sosial, peneduh suasana, sekaligus simbol perdamaian.
Batik lurik yang dipakai bukan hanya kain tradisional, melainkan wujud filosofi Jawa tentang keseimbangan, perlindungan, dan harmoni.
Dari keraton hingga jalan raya, lurik dapat menjaga identitas Jogja sebagai kota yang damai, nyaman, dan berbudaya sekalipun sedang menyampaikan protes kepada kebijakan yang dapat menyengsarakan rakyat.
Di saat yang sama, karena pemakainya para lurah, ini dapat dimaknai bahwa lurah yang notabene para pemimpin rakyat di desa setuju dengan pendapat rakyat tetapi mereka menyampaikan protes dengan cara damai, sesungguhnya tidak ingin ada yang menjadi korban seperti yang sudah terjadi.
Demikian itu makna batik lurik yang dipakai lurah Yogyakarta kawal demo mahasiswa. Semoga damai sejahtera untuk kita semua.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
7 Sepatu Lari Under Rp500 Ribu di Sport Station, Nyaman Tidak Bikin Pegal
-
4 Cara Memilih Sepatu Sesuai Bentuk Kaki, Pahami Kebutuhan demi Kenyamanan
-
6 Pilihan Moisturizer dan Day Cream untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam
-
Kontroversi Lift Kaca Kelingking Jadi Pelajaran: Ini Aturan Main Baru Investasi di Nusa Penida
-
5 Rekomendasi Parfum dengan Aroma Sehabis Hujan, Punya Sensasi Menenangkan
-
7 Rekomendasi Lipstik yang Tidak Membuat Bibir Hitam, Mulai Rp14 Ribuan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Ringan yang Bisa Jadi Base Makeup, Cocok untuk Kulit Berminyak
-
5 Parfum Wanita yang Wanginya Lembut dan Tahan Lama, Merek Lokal
-
SPF pada Sunscreen Artinya Apa? Ini Penjelasan dan Fungsi Pentingnya untuk Kulit
-
7 Sepatu New Balance Diskon 50 Persen di Foot Locker, Turun Drastis Jadi Rp800 Ribuan