Lifestyle / Food & Travel
Kamis, 04 September 2025 | 22:55 WIB
Makan bersama keluarga. (Elements Envato)

Suara.com - Di tengah hiruk pikuk kota besar, kebiasaan makan bersama perlahan mulai bergeser. Kaum urban kerap disibukkan dengan aktivitas masing-masing, sehingga makan sering kali dilakukan secara praktis dan individual. Padahal, dalam budaya Nusantara, makan bersama bukan sekadar mengisi perut, melainkan momen penting yang sarat makna sosial dan emosional.

Tren kembali ke kuliner lokal dan kebiasaan makan berkelompok kini muncul sebagai cara untuk memperkuat relasi sekaligus menjaga identitas budaya. Ada beberapa alasan mengapa tradisi ini kembali diminati.

1. Mempererat Relasi Sosial

Makan bersama membuka ruang interaksi yang lebih hangat. Dari keluarga, sahabat, hingga rekan kerja, kebersamaan di meja makan membantu memperkuat hubungan personal.

2. Merawat Identitas Kuliner Nusantara

Hidangan khas daerah tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi simbol warisan budaya. Dengan makan bersama, generasi muda lebih mudah mengenal ragam kuliner Nusantara.

3. Menjadi Ruang Kolaborasi Budaya

Makan bersama kerap ditemani musik, tarian, hingga busana tradisional. Perpaduan ini melahirkan pengalaman kuliner yang bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang perayaan identitas.

4. Menghadirkan Nostalgia Kampung Halaman

Baca Juga: Bukan Sekadar Hidangan Perayaan, Tumpeng Kini Jadi Simbol Persatuan Indonesia

Di kota besar, hidangan autentik Nusantara mampu menghadirkan rasa rindu pada suasana kampung halaman. Porsi besar untuk berbagi pun semakin menekankan nilai gotong royong.

Suasana makan bersama ala Nusantara. (dok. Paras Nusantara)

Semangat inilah yang dihidupkan oleh Paras Nusantara, restoran baru di kawasan Cikajang, Jakarta. Mengusung konsep “Rumah Jenama”, Paras Nusantara bukan sekadar tempat makan, melainkan wadah kolaborasi antara kuliner, seni, musik, hingga busana lokal.

Menu yang disajikan berfokus pada hidangan autentik Indonesia dengan porsi besar yang dirancang untuk disantap bersama. Konsep ini terinspirasi dari filosofi gotong royong dan nilai kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya Indonesia.

Pemilik Paras Nusantara, Giovani Anggasta, menuturkan bahwa tempat ini lahir dari keinginan untuk menghidupkan kembali suasana makan bersama yang penuh kehangatan. Baginya, Paras bukan hanya restoran, tetapi juga ruang untuk mendukung UMKM dan memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara kepada generasi baru.

"Kami ingin setiap tamu merasa pulang merasakan kembali rasa, aroma, dan suasana yang menyentuh hati," terangnya dalam siaran yang diterima Suara.com.

Dengan memadukan kuliner tradisional dan ruang apresiasi seni, Paras Nusantara menghadirkan pengalaman berbeda bagi masyarakat urban. Kehadirannya menjadi pengingat bahwa makan bersama lebih dari sekadar aktivitas rutin, tapi bagian dari jati diri, cara menjaga budaya, dan momen untuk merayakan kebersamaan.

Load More