Lifestyle / Food & Travel
Rabu, 10 September 2025 | 06:53 WIB
Ilustrasi Beras (unsplash)
Baca 10 detik
  • Beras fortifikasi adalah beras diperkaya vitamin dan mineral.
  • Tujuannya untuk atasi masalah kekurangan gizi masyarakat.
  • Efektif untuk mencegah stunting dan anemia.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Beras fortifikasi adalah beras biasa yang telah diperkaya dengan berbagai zat gizi mikro tambahan, seperti vitamin dan mineral.

Inovasi pangan ini dibuat untuk membantu mengatasi masalah kekurangan gizi di masyarakat, terutama di negara-negara dengan konsumsi beras sebagai makanan pokok yang tinggi, seperti Indonesia.

Apa itu Beras Fortifikasi?

Secara sederhana, beras fortifikasi adalah beras yang "diperkuat" dengan nutrisi tambahan. Proses ini melibatkan pencampuran beras biasa dengan butiran beras khusus yang disebut kernel fortifikasi.

Butiran kernel ini dibuat dari tepung beras yang dicampur dengan vitamin dan mineral esensial, seperti vitamin A, vitamin B1, B3, B12, asam folat, zat besi, dan zinc.

Setelah butiran kernel fortifikasi ini terbentuk, ia akan dicampur dengan beras biasa dalam proporsi tertentu. Proses ini memastikan setiap porsi nasi yang dikonsumsi mengandung nutrisi tambahan yang penting bagi tubuh.

Nutrisi ini sering kali hilang saat beras digiling atau dicuci, sehingga fortifikasi menjadi cara efektif untuk mengembalikan dan meningkatkan kandungan gizi beras.

Mengapa Beras Fortifikasi Penting?

Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, dan konsumsi per kapitanya sangat tinggi. Namun, beras biasa memiliki kandungan gizi yang terbatas, terutama setelah proses penggilingan yang menghilangkan lapisan luar beras (dedak) yang kaya nutrisi.

Baca Juga: Jerome Polin Bongkar Tunjangan Beras DPR: 12 Juta Buat Beras, Makan Se-Ton Sebulan?

Kekurangan gizi mikro seperti zat besi, vitamin A, dan asam folat sering terjadi, menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti anemia, stunting, dan gangguan pertumbuhan.

Beras fortifikasi menawarkan solusi yang praktis dan efektif untuk masalah ini tanpa mengubah pola makan masyarakat. Karena nasi dikonsumsi setiap hari, fortifikasi beras bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan secara bertahap meningkatkan status gizi mereka.

Beras Fortifikasi dalam Kondisi Indonesia Saat Ini

Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait gizi masyarakat, terutama masalah stunting atau tengkes. Data menunjukkan bahwa meskipun ada perbaikan, angka stunting masih cukup tinggi.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, yang berdampak jangka panjang pada perkembangan fisik dan kognitif mereka.

Pemerintah Indonesia, melalui berbagai kementerian dan lembaga seperti Badan Pangan Nasional (NFA), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Kementerian Kesehatan, telah menjadikan program fortifikasi pangan, termasuk beras fortifikasi, sebagai salah satu strategi utama untuk mengatasi masalah ini.

Load More