Suara.com - Banjir dengan ketinggian air mencapai 2–3 meter melanda Bali, Pada 10 September 2025. Intensitas hujan yang tinggi membuat beberapa daerah seperti Denpasar, Badung, Jembaran, Tabanan, hingga Karangasem dan Buleleng tergenang air.
Banjir menyebabkan 9 orang tewas, puluhan rumah hanyut, ratusan kendaraan rusak, dan aktivitas ekonomi lumpuh.
Bencana ini tidak hanya akibat dari derasnya hujan semata, namun banyak pengamat menyebut hasil kombinasi antara fenomena meteorologi dan pasang air laut.
Selain itu, faktor manusia juga turut mempengaruhi datangnya banjir besar. Seperti buruknya infrastruktur drainase dan tersumbat sampah, tata ruang yang keliru, alih fungsi lahan (berkurangnya lahan hijau).
Serta mulai hilangnya sistem irigasi tradisional subak semakin memperparah dampak banjir akibat kurangnya daya serap tanah.
Subak menjadi salah satu hal yang paling disorot. Pasalnya, semakin subak Bali kini tergerus oleh pembangunan. Padahal, subak memiliki fungsi vital dalam mengatur distribusi air.
Hilangnya sistem tersebut menjadikan air hujan tidak dapat terkelola dengan baik sehingga cepat menggenangi kawasan perkotaan.
Apa Itu Subak Bali?
Selain pantai dan curug, wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Bali pasti akan takjub dengan persawahan hijau berundak-undak yang khas nan memesona dimana selama ini dikenal sebagai sawah terasering.
Baca Juga: Selamat Tinggal Rizky Ridho dan Jordi Amat, Mungkin Hilang Sebentar di Pertandingan Persija
Terdapat beberapa daerah di Pulau Dewata yang selama ini populer dengan keindahan sawah teraseringnya. Beberapa daerah itu seperti di Desa Tegalalang dan Desa Blimbing, Pupuan, yang berada ada di pusat wisata terkenal, dan juga Ubud di Kabupaten Gianyar.
Selain itu ada pula di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Baik, di Tegalalang, Pupuan maupun Jatiluwih daerahnya mempunyai udara sejuk lantaran ada di kawasan pegunungan serta menjalankan subak.
Melansir dari situs Maritim, subak bermakna sebagai sebuah organisasi yang dijalankan masyarakat adat lokal di mana mengatur tentang sistem irigasi tradisional dan sudah ada sejak abad ke-11.
Menariknya lagi, subak bukan hanya sekedar sistem pertanian biasa. Lebih dari itu, subak digunakan untuk mewakili budaya Bali yang berbasis pertanian khususnya pertanian lahan basah berupa padi.
Pada sistem subak, tercermin budaya Bali berupa gotong-royong, pelestarian lingkungan, pengetahuan musim, serta pengendalian hama.
Subak biasanya diatur oleh sala seorang pemuka adat yang disebut sebagai pekaseh dan ia juga berprofesi sebagai petani. Subak dilestarikan sebagai salah satu manifestasi dari Tri Hita Karana (THK), yakni sebuah filosofi dari Hindu Bali untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan sesama, manusia dengan alam, serta manusia dengan Sang Pencipta.
Berita Terkait
-
4 Tewas, Ini Daftar Nama-nama Korban Hilang usai Bali Diterjang Banjir Dahsyat!
-
Banjir Bali Terparah: Bandara Terancam, Denpasar Siaga Darurat
-
Selamat Tinggal Rizky Ridho dan Jordi Amat, Mungkin Hilang Sebentar di Pertandingan Persija
-
Wagub Bali Ungkap Pembangunan Masif Jadi Biang Kerok Banjir, Alih Fungsi Lahan akan Dibatasi Ketat
-
Bali Diterpa Banjir Bandang, AHY Soroti Alih Fungsi Lahan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Hobi Jadi Profesi: Cara Wonder Voice of Indonesia Cetak Talenta Voice Over Profesional
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng